
IM.com – Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, suasana di gang kecil RT 25 Dusun/Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, warga bergotong royong melukis tembok dan memasang gapura dari lembaran seng tua yang berkarat.
Bukan tembok biasa, di atasnya terpampang lukisan para pejuang kemerdekaan Indonesia berdampingan dengan tokoh-tokoh legendaris dari Kerajaan Majapahit.
Gapuranya pun terbuat dari seng berkarat, meski sederhana, hasilnya memikat perhatian siapa pun yang lewat. Sebab, di balik karya seni ini tersimpan pesan yang tajam, sebuah kritik sosial yang menggugah.
Lukisan-lukisan itu lahir dari tangan kreatif pemuda setempat, dikerjakan dalam semalam penuh, mulai pukul 19.00 hingga 03.00 dini hari.
“Saya mengambil tema sebuah barang yang busuk, tidak berharga di mata masyarakat dan semua orang. Gapura yang terbuat dari seng berkarat ini sebagai simbol bahwa pemerintah itu busuk, berkarat,” ujar Ketua RT 25 Kedungmaling, Muhammad Basuki, Rabu (13/8/2025).
Di antara goresan cat, terselip pula kalimat-kalimat yang memancing renungan, salah satunya berbunyi, ‘Penguasa makan uang, rakyat makan utang’. Bagi Basuki, itu bukan sekadar slogan, melainkan cerminan realita yang dirasakan warganya.
“Kalau rasa takut, saya sebenarnya sudah takut, tapi aspirasi warga banyak yang tak tertampung. Yang kita demo bukan orang biasa, tetapi sosok gajah yang besar,” jelasnya.
Basuki mengaku, karya ini adalah bentuk suara kolektif warga. Mereka ingin mengingatkan bahwa masih banyak bantuan yang tak sampai kepada yang berhak. “Ini saya buat kenangan nanti buat anak cucu, kalau di gang sini tipe busuk dan berkarat,” pungkasnya. (Ima/sip)