Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menerima penghargaan Anugrah Dharmapraja KOPRI dalam acara Kick Off Hari Lahir ke-58 Kopri PMII di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

IM.com – Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menyampaikan kritik tajam kepada kader Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri PMII). Dalam acara Kick Off Hari Lahir ke-58 Kopri PMII di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Khofifah menekankan bahwa perempuan harus menjadi garda pembangunan bangsa, bukan justru terjebak dalam sekat afiliasi politik atau persepsi sempit tentang peran perempuan.

“Sahabat menyiapkan kader, membubarkan karena seolah-olah kalau sahabat terasosiasi di dalam elemen perempuan merasa tidak keren. Sahabat sendiri yang menempatkan perempuan tidak keren,” tegas Khofifah di hadapan kader Kopri dan tamu undangan, Minggu (2/10/2025).

Mantan Menteri Sosial itu mengingatkan bahwa perjuangan perempuan tidak bisa berhenti pada simbol-simbol organisasi. Ia menilai, banyak kader perempuan yang justru menutup diri terhadap komunikasi lintas generasi hanya karena perbedaan pandangan politik.

“Saya termasuk senior dan alumni, tapi sering tidak dianggap karena beda afiliasi parpol. Ngomong independen di depan saya, selama ini sahabat tidak independen,” ujarnya.

Khofifah kemudian mempertanyakan klaim independensi kader PMII. Menurutnya, kemandirian sejati hanya bisa lahir jika kader mampu melepaskan diri dari belenggu kepentingan politik.

“Apa benar sahabat independen? Atau sahabat sedang menjadi sub-sistem dari parpol tertentu? Jujur benar apa benar?” sindirnya.

Meski sempat menyebut namanya tidak lagi tercatat dalam asosiasi alumni PMII, Khofifah menegaskan dirinya tidak berkecil hati. Ia justru mengajak seluruh kader Kopri untuk menjadikan momentum Harlah ke-58 sebagai kebangkitan baru bagi perempuan pergerakan.

“Tidak apa-apa nama saya hilang dari asosiasi alumni PMII. Dunia itu luas, tempat berkiprah banyak sekali. Mari lahirkan PMII putri yang baru dengan idealisme, produktivitas, dan pergerakan intelektual,” tuturnya.

Khofifah menutup dengan pesan reflektif, kekuatan perempuan bukan diukur dari seberapa dekat dengan kekuasaan, melainkan sejauh mana mereka memberi kontribusi nyata bagi pembangunan.

“Sahabat tidak pernah kaya, karena kekayaan itu dibuang kalau tidak seafiliasi. Mari kumpulkan tulang-tulang yang berserakan ini, karena di tangan perempuanlah lahir pemimpin masa depan,” pungkasnya. (ima/uyo)

54

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini