‎Informasi Seputar Mojosari (ISM), yang lahir dari grup Facebook pada 15 Agustus, 2015 berkembang menjadi organisasi sukarelawan yang profesional dan terstruktur.

IM.com – Bermula kepedulian terhadap jalan berlubang, sebuah komunitas kecil di Mojosari Kabupaten Mojokerto Jawa Timur  kini menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana dan kegiatan sosial.

‎Informasi Seputar Mojosari (ISM), yang lahir dari grup Facebook pada 15 Agustus, 2015 berkembang menjadi organisasi sukarelawan yang profesional dan terstruktur.

‎Awal kiprah ISM fokus pada keselamatan pengendara. “Kami mulai dengan menambal lubang agar tidak ada yang kecelakaan,” ujar Agus Wahyu Cahyono, pendiri sekaligus ketua ISM. Seiring waktu, perhatian ISM meluas ke penanggulangan bencana.


‎Kasus banjir pertama yang mereka tangani terjadi di Desa Gembongan, Kelurahan Jotangan, serta Desa Kedung Gempol pada 2015. Aktivitas mereka meliputi evakuasi warga, perbaikan selokan dan distribusi logistik.

‎Pada 2017, ISM resmi terdaftar di Kemenkumham sebagai ISM Community dan kini dikenal dengan nama Integritas Sukarelawan Mojokerto. Struktur organisasi terdiri dari Agus sebagai ketua, Helmy Bastian sebagai sekretaris, dan Wahyu Hartanto sebagai bendahara. ‎

Bidang kegiatan terbagi dalam sosial, pendidikan, kebencanaan, dan layanan ambulan. Dalam ranah sosial, ISM mengasuh sepuluh anak yatim, membiayai sekolah hingga lulus SMA/SMK, serta menyediakan kebutuhan sehari-hari mereka.

‎Jumlah personil kini mencapai 279 orang dari berbagai latar belakang: ASN, TNI-Polri, maupun masyarakat umum. Syarat bergabung sederhana, hanya niat menjadi relawan. “Kegiatan ISM tidak mengikat. Jika anggota masih sekolah, mereka ikut di luar jam belajar,” kata Agus. Relawan bukan tugas utama, melainkan aktivitas sampingan yang dijalani dengan penuh dedikasi.

‎Keunggulan ISM terletak pada kesiapan darurat. Dalam tempo 24 jam, mereka dapat menyiapkan mobil rescue, genset, ambulan, dan perlengkapan lain.

‎Pelatihan rutin digelar di Forum Pengurangan Bencana (FPB) tingkat kabupaten dan provinsi, serta BPBD Kabupaten Mojokerto. Agus menekankan, menjadi relawan bukan soal panggilan jiwa, tapi hobi yang bermanfaat.

‎Kisah heroik ISM terekam saat erupsi Gunung Semeru 2021–2022. Tim bekerja 2,5 bulan, membangun hunian sementara dan MCK, serta mengevakuasi warga di tengah hujan abu bersama TNI-Polri. Keberangkatan ke lokasi bencana bersifat inisiatif, didukung urunan anggota dan logistik yang tersedia di gudang.

‎Selain bencana besar, ISM juga menangani pohon tumbang akibat longsor di Cangar pada November 2025, dan banjir besar di Sooko awal tahun yang sama.

‎Aktivitas harian mereka mencakup layanan ambulan untuk masyarakat. Bagi warga dhuafa, layanan diberikan gratis. Sistem rolling memungkinkan Agus tetap menjalankan tugasnya sebagai ASN tanpa mengganggu pekerjaan utama.

‎Perjalanan ISM Mojokerto membuktikan, kepedulian kecil dapat berkembang menjadi gerakan besar yang menginspirasi.

‎Dari menambal jalan hingga menolong korban letusan gunung, setiap langkah relawan membuktikan bahwa tindakan nyata lebih bermakna daripada sekadar niat. (kim)

115

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini