IM.com – Di bidang olahraga, Kabupaten Mojokerto memiliki 32 cabang olahraga. Prestasi nasional berasal dari cabor tembak, dan berhasil lolos pada PON serta Sea Games.
Juga terdapat dua atlet untuk lari maraton dan estafet tingkat nasional, sementara wushu dan sepak takro mewarnai di tingkat propinsi.
Meski dengan banyaknya cabor dan prestasi yang diraih atlet Kabupaten Mojokerto, pendanaan dari dana hibah Pemkab Mojokerto hanya sebesar Rp 2 miliar.
Sementara banyak perusahaan yang berdiri di Kabupaten Mojokerto belum memberikan Corporate Social Responsibility (CSR), bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada lingkungannya.
Penuturan tersebut dikemukakan oleh Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Mojokerto, Firman Efendi saat menerima kunjungan Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI Komite III, Emilia Contessa ketika ingin menyerap aspirasi dari KONI daerah, Rabu (28/2/2018).
Masih kata Firman, tidak cukup anggaran dengan banyaknya cabor, ditambah keberadaan sarana olahraga yang jauh dari kebutuhan. “Jangan fokus pembangunan sarana di Jakarta saja, kita punya klub sepakbola PSMP yang masuk 8 besar Liga 2. Kementerian harus tahu ini karena stadion kita tidak layak. Mengharapkan APBD tidak cukup,” katanya.
Terkait regenarasi atlet di Kabupaten Mojokerto juga atlet muda ke even Perseni Daerah (Popda). Namun anggaran tidak ada untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Firman meminta agar kegiatan tersebut digelar dua tahun sekali. Selain masalah anggaran, dampak full day scholl dalam pencarian bibit atlet juga berpengaruh karena siswa sudah capek di sekolah.
Mendengar problematika dunia olahraga di wilayah yang dikunjungi, Emilia berjanji akan mengupayakan dengan buat laporan dan diserahkan ke Komite III. (uyo)