IM.com – Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo berharap melaui kunjungannya ke India, investasi India di Jawa Timur akan meningkat. Demikian pula, neraca perdagangan Jawa Timur-India, khususnya akan tercapai keseimbangan ekspor-impor dua wilayah.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Pakde Karwo saat memberikan sambutan pada acara “East Java Business Forum Meeting” di Taj Mahal Hotel, New Delhi, India, Selasa (10/4-2018).
Keunggulan India di banyak hal seperti tekstil, otomotif, dan digitalisasi, tambah Pakde Karwo, diyakininya juga akan dapat lmenaikkan daya saing Jawa Timur. Jatim sendiri saat ini mengembangkan sebagai smart province, yang dicapai melalui smart goverment, smart industri, dan ekonomi.
Smart goverment, lanjutnya, dicapai melalui penyediaan informasi dan data serta pelayanan publik berbasis teknologi, dan industri serta ekonomi melalui terwujudnya usaha kecil dan menengah agar lebih efisien.
Untuk industri, dilakukan penggenjotan industri manufaktur terutama industri pengolahan sebagai sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDR. Saat ini, telah beroperasi 10 kawasan industri dengan 4 buah diantaranya langsung memberikan kemudahan langsung konstruksi, yaitu kawasan industri JIIPE, Tuban, Maspion, dan save and lock.
Saat ini 9 buah kawasan industri 31.584 ha sedang dilakukan pembangunan, seperti di Bangkalan, Malang, Banyuwangi. Selain itu, juga dalam proses dikembangkan kawasan ekonomi khusus dengan fokus pariwisata, yaitu di Singosari Malang dan Trenggalek.
Terkait investasi India di Jatim, dijelaskan Gubernur Pakde Karwo tercatat senilai US$ 792.369,92 ribu dengan total 67 proyek. Beberapa sektor investasi pengusaha India di Jatim meliputi metal, mesin dan elektronik, perdagangan dan reparasi, serta industri makanan dan minuman.
Sementara itu, ekspor Jatim ke India, khususnya pengolahan logam berkontribusi 88,8% dari nilai total ekspor Jatim ke India. Ekspor Jatim sendiri ke India sebesar US $ 585,59 juta pada tahun 2017.
Perdagangan dengan India, jelas Pakde Karwo, Jatim tercatat defisit, yang oleh karena itu perlu diseimbangkan. Untuk itu, Pemprov. Jatim memberikan empat jaminan kemudahan bagi para pebisnis India yang mau berinvestasi dan berbisnis di Jatim, yaitu fasilitasi perijin, ketersediaan tenaga trampil, pengadaan tanah, dan kecukupan energi listrik. “Politik dan keamanan di Jatim senantiasa stabil, dan menjadi barometer nasional,” ujarnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Dubes RI di New Delhi Sidharto Reza Suryodipuro mengatakan dukungannya agar para pengusaha India untuk lebih banyak melakukan investasi dan bisnis di Jatim. “Ini tidak terlepas dari posisi Jawa Timur sebagai satu diantara provinsi penting dan terbesar di Indonesia,” ujarnya.
Ditambahkan, peningkatan investasi dan perdagangan tersebut sangat dimungkinkan karena didukung hubungan baik antar dua negara, termasuk politik. Presiden RI, misalnya, telah dua kali melakukan kunjunga ke india. Demikian pula, berbagai high level pejabat dua belah pihak seperti menteri persagagangan, pariwisata telah saling mengunjungi.
Ekspor Indonesia ke India pada tahun 2017 mencapai nilai tertinggi selama ini, mencapai US $24 billion. Juga, kunjungan wisatawan India tahun 2017 lalu mencapai 500 ribu atau tumbuh 25% dibanding tahun sebelumnya.
Hadir dalam kegiatan bussiness forum ini antara lain para pengusaha India di bidang kesehatan, telekomunikasi, infrastruktur, serta industri makanan dan minuman. Sementara, delegasi Jatim diantaranya, Kadis Penanaman Modal dan PTSP, Kadisperindag. Prov. Jatim, Kadis ESDM Prov. Jatim, dan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah.(kim/uyo)