IM.com – Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT menjelaskan bandara Juanda sebagai pintu gerbang utama Jatim, akan dikembangkan menjadi Juanda Airport City, dengan luas lahan sekitar 6.000 Ha. “Peruntukkannya, 1.750 Ha dimanfaatkan sebagai fasilitas bandara, dan 4.250 Ha digunakan sebagai pusat perbelanjaan dan wisata,”ucapnya.
Runway bandara Juanda, lanjutnya, juga ditambah dua buah dan satu gedung terminal ber kapasitas 70 juta penumpang pertahun dengan aksesibilitas langsung ke Jalan tol dan sekaligus terintegrasi dengan kereta bandara.
Sementara Wahid Wahyudi, MT mewakili Gubernur Jatim menaiki penerbangan komersial perdana tujuan bandara internasional Kertajati Jabar dari Juanda Sidoarjo. Penerbangan komersial perdana ini dilakukan oleh maskapai Citilink bernomor QG 9820, menggunakan pesawat Airbus A320-200. Pesawat terbang pukul 05.00 WIB dari Bandara Juanda Surabaya, Jum’at (8/6-2018). Kadishub menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di bandara Kertajati.
Menurut Wahid Wahyudi, pemilihan rute Juanda-Kertajati sebagai rute komersial merupakan pilihan tepat, terutama melihat potensi besar dua wilayah, Jatim-Jabar. Misalnya, Jatim dengan bandara internasional Juandanya, saat ini telah melayani 39 rute penerbangan berjadwal, yakni 33 rute penerbangan domestik dan 6 rute penerbangan internasional.
Dengan beragam jadwal tsb, jumlah penumpang di Juanda pada tahun 2017 tercatat mencapai 20,13 juta penumpang atau pertumbuhan rata-rata penumpang 9,46% pertahun. Demikian pula, potensi besar juga dimiliki Jabar sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. “Pemilihan city link on thenright track,”ujarnya memuji manajemen maskapai low cost ini.
Tentang bandara Kertajati yang menambah jumlah bandara internasional di Indonesia, dijelaskan Kadishub Wahid Wahyudi, memiliki Runway 2.500 m x 60 m. Gedung terminal seluas 90.000 m2 yang dibangun oleh BUMD PT. Bandara Internasional Jabar (PT.BIJB).
Sementara itu, sumber dana untuk sisi darat dilahan seluas 1.000 ha senilai sekitar Rp 1 trilyun dari APBD Prov Jabar, gedung terminal senilai sekitar Rp. 2,3 Trilyun dari BUMD PT. BIJB, dan runway sekitar Rp 800 Milyar didanai APBN pos Kementerian Perhubungan. (kim/uyo)