IM.com – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Mojokerto menebang ratusan pohon di sepanjang jalan protokol dan wilayah pemukiman penduduk di Kota Mojokerto. Seperti penebangan puluhan pohon jenis Mahoni di Jalan Pahlawan yang berumur belasan tahun ini dilakukan untuk keselamatan masyarakat.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Mojokerto, Amin Wachid penebangan dan pemangkasan dilakukan untuk mengantisipasi insiden pohon tumbang menyusul terjadinya cuaca ekstrem. Selain itu, pemerintah juga melakukan normalisasi saluran air dan penguatan papan reklame.
Penebangan dilakukan secara bertahap pada satu sisi untuk mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas. Kendaraan dari arah Jalan Jayanegara dan Raden Wijaya menuju Gajah Mada pun dialihkan ke jalur alternatif. “Pemangkasan pohon kami lakukan di semua jalan protokol dan perumahan, sesuai surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri untuk mengantisipasi bencana selama cuaca ekstrem,” katanya
Amin menjelaskan, untuk pemangkasan pohon yang rawan tumbang telah dituntaskan di 5 jalan protokol lainnya. Diantaranya Jalan Gajah Mada, Jalan Majapahit, Jalan Benteng Pancasila, Jalan Raden Wijaya, dan Jalan Brawijaya. Sementara pemangkasan pohon di kawasan pemukiman penduduk juga telah rampung.
“Cuaca ekstrem tahun ini kami tak boleh under estimate. Karena ini siklus 10 tahunan dimana curah hujan dan angin kencang sangat tinggi. Kami tak mau ada korban jiwa,” ujarnya.
Selain pemangkasan pohon, lanjut Amin, pihaknya juga telah merampungkan normalisasi saluran air di 18 kelurahan yang ada di Kota Mojokerto. Beberapa lokasi rawan banjir menjadi fokus petugas seperti di Jalan HOS Cokroaminoto, Joko Sambang, dan Kelurahan Meri yang tiap tahun menjadi langganan banjir.
“Untuk pengerukan saluran air sudah hampir selesai. Tinggal di Kelurahan Gununggedangan (Kecamatan Magersari),” terangnya.
Amin menambahkan, banjir di wilayah kota tak lepas dari pengaruh kondisi Sungai Sadar yang mengalir ke wilayah Kabupaten Mojokerto. Pihaknya berharap instansi terkait turut melakukan normalisasi Kali Sadar agar pembuangan dari wilayah kota menjadi lancar.
“Kontur wilayah Meri berupa cekungan. Sehingga sekalipun saluran air dinormalisasi, saat hujan deras air sulit mengalir ke Sungai Sadar,” pungkasnya. (bud/uyo)