IM.com – Hasil mitigasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto terdapat 5 Kecamatan yang rawan bencana tanah longsor. Sementara 4 kecamatan lainnya rawan banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Mojokerto, Tanto Suhariyadi mengimbau penduduk di lima kecamatan tersebut untuk selalu waspada saat hujan turun dengan intensitas tinggi. “Selain faktor alam, potensi longsor juga akibat pembangunan jalan di wilayah tebing yang kurang baik. Kurangnya pemadatan tebing dan tak ada penahan membuat longsor kerap terjadi,” ujarnya.
Dia merinci, titik rawan longsor meliputi Desa Sumberjati, Jabung, Rejosari di Kecamatan Jatirejo; Desa Dilem dan Gumeng di Kecamatan Gondang; Desa Kemiri, Claket, Pacet, Cembor, Padusan di Kecamatan Pacet; Desa Seloliman, Duyung, Penanggungan, Kedungmuti di Kecamatan Trawas; serta Desa Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro.
Tak hanya potensi bencana tanah longsor, menurut Tanto, empat kecamatan di Kabupaten Mojokerto juga terancam bencana banjir akibat luapan beberapa sungai. Tak ada faktor lain, banjir di wilayah itu akibat luapan sungai yang tak kunjung dinormalisasi. Saat hujan deras turun, otomatis air akan meluap karena daya tampung sungai yang tak lagi memadai.
“Luapan Sungai Lamong kerap kali membuat banjir di Desa Pulorejo dan Banyulegi (Kecamatan Dawarblandong). Sedangkan luapan Sungai Sadar berpotensi mengakibatkan banjir di Kecamatan Mojoanyar, Bangsal, Mojosari, Pungging. Kalau hujan intensitas tinggi, banjir berpotensi meluas ke wilayah Meri, Kenanten, dan Dlanggu,” ungkapnya.
Sementara untuk mengantisipasi korban jiwa, baik akibat tanah longsor maupun banjir, tambah Tanto, pihaknya sedang membentuk tim reaksi cepat (TRC). Tim tersebut terdiri dari BPBD, Dinas PU Bina Marga, PU Cipta Karya sekaligus melibatkan TNI dan Polri. (bud/uyo)