IM.com – H. Pungkasiadi Wakil Bupati Mojokerto, dikukuhkan sebagai Ketua Asosiasi Tebu bersama dengan sejumlah anggota lainnya. Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) wilayah Pabrik Gula (PG) Gempolkrep digelar di Pendopo Graha Majatama, Rabu (8/3) siang disaksikan Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa.
Bupati Mojokerto dalam sambutan pengarahan menguraikan langkah-langkah pemerintah yang diharapkan mampu mendongkrak produksi gula nasional dengan cara on farm dan off farm.
“Ada langkah-langkah yang diterapkan pemerintah demi meningkatkan produksi gula nasional. Kita bisa menerapkan on farm (pembinaan dan pengawalan teknis budidaya serta pemberian insentif kredit biaya produksi) dan off farm (pembentukan tim rendemen serta pembinaan kelembagaan organisasi kelompok tani),” urai bupati.
Dari wadah APTRI, bupati berharap adanya penyamaan persepsi antara petani dan pemerintah dalam menyelesaikan masalah pergulaan nasional, salah satunya terkait kebijakan import gula.
“Meski produksi gula nasional belum tercukupi, sehingga masih ada import yang dilakukan. Di sisi lain para petani tebu perlu mendapat jaminan harga produk yang menguntungkan. Disinilah APTRI berperan sebagai fasilitator antara petani dan pemerintah dalam masalah pergulaan nasional. Saya harap stakeholder terkait dapat bersinergi, demi swasembada gula nasional,” harap bupati.
Ketua Dewan Pembina APTRI, Arum Sabil, dalam paparan sambutannya menjelaskan bahwa Jawa Timur termasuk Kabupaten Mojokerto sangat berpotensi sebagai lumbung gula nasional. “PG Gempolkrep berproduksi nyaris tembus 90 ribu ton per tahun, atau dengan rata-rata 85 ribu ton per tahun,” ujar Arum.
Jawa Timur sedikitnya memiliki 32 PG dan mampu menghasilkan paling tidak 2 juta ton gula per tahun, termasuk PG Gempolkrep yang menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Ini mengindikasikan jika Jawa Timur punya kapabilitas sebagai lumbung gula nasional. (ika/uyo)
