IM.com – Saiman (55) ternyata sudah merencanakan matang aksi pembunuhan sadis terhadap istri dan kekasihnya di Mojokerto. Akibat perbuatannya, tukang becak ini terancam dihukum mati.
Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, indikasi perencanaan di kasus ini terlihat dari beberapa hal. Antara lain berdasarkan keterangan anak korban Komariah (44), Saiman melontarkan ancaman pembunuhan kepada ibu dua anak asal Desa Tambakagung, Puri, Mojokerto itu.
“Pelaku sudah menyiapkan celurit, datang dari Surabaya ke rumah korban celurit sudah dibawa,” kata Leonardus kepada wartawan saat jumpa pers di kantornya, Selasa (22/8/2017).
Dengan membawa celurit yang diselipkan di jaketnya, lanjut Leonardus, Saiman berangkat dari tempat kosnya di kawasan Stasiun Pasar Semut, Kota Surabaya dengan naik angkutan umum. Dari Terminal Bungurasih, pria asal Desa Meteng, Omben, Sampang itu naik bus turun di Terminal Kertajaya Mojokerto.
“Dari terminal, tersangka menyewa tukang ojek untuk mengantarnya ke rumah korban. Ternyata tersangka ini pelaku tunggal, tak dibantu orang lain,” ujarnya.
Akibat perbuatannya tega membantai dua nyawa sekaligus, tambah Leonardus, hukuman berat sudah menanti Saiman.
“Kami gunakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, ancaman hukuman maksimal mati,” tegasnya.
Sementara Saiman kepada wartawan mengaku sudah menyiapkan celurit yang dipakai membunuh istri dan kekasihnya. “Celurit sudah saya beli dari teman saya sejak tahun 1971, saya bawa dari Surabaya,” cetusnya.
Tanpa rasa penyesalan, Saiman mengaku sakit hati lantaran istrinya nekat berpaling ke pria lain. Padahal, Komariah masih menjadi istri sahnya.
“Saya tak menyesal karena saya dongkol surat nikah sama saya masih ada, tapi sudah tidur sama orang lain,” tandasnya.
Saiman membantai Komariah di rumahnya pada Senin (21/8) sekitar pukul 01.00 Wib. Ibu dua anak itu tewas di atas kasur dengan luka bacok di pinggang dan tangan.
Selain membunuh istrinya, Saiman juga menghabisi Ahmad Wiyono (50), kekasih istrinya yang saat kejadian menginap di rumah Komariah. Sopir bus asal Desa Modopuro, Mojosari, Mojokerto itu tewas di halaman rumah dengan luka bacok di perut dan dada. (kus/uyo)