Kasdim menghadiri pencanangan ORI KLB Difteri Kabupaten Mojokerto

IM.com – Pencanangan Outbreak Response Immunization (ORI) dalam rangka Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri Kabupaten Mojokerto tahun 2018, diresmikan Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa, Rabu (7/2-2018) di Pendapa Graha Majatama juga dihadiri Kasdim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos, mewakili Komandan Kodim 0815, unsur Forkopimda dan segenap undangan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Didik Chusnul Yakin, dalam laporan sambutannya menjelaskan jika berdasarkan data Kementrian Kesehatan, hampir 66 persen kasus difteri terjadi karena tidak melakukan imunisasi. Provinsi Jawa Timur, bahkan menduduki urutan pertama se-Indonesia yakni 271 kasus dengan 11 korban meninggal untuk kasus difteri.

“Tahun 2017, Indonesia mengalami KLB difteri di 20 provinsi. Hingga November 2017, terdapat 593 kasus dan 32 kematian yang dilaporkan. Sehingga, menempatkan Indonesia di posisi nomor dua dengan kasus difteri terbanyak di dunia setelah India. Provinsi Jawa Timur sendiri, menduduki urutan pertama se-Indonesia yakni 271 kasus dengan 11 kematian. Diketahui penyebabnya 66 persen tidak imunisasi, 33 persen imunisasinya tak lengkap dan 1 persen karena peluang namun kecil,” urai Didik.

Didik juga menambahkan bahwa telah terjadi perubahan pola difteri. Jika biasanya difteri menyerang anak-anak, di Kabupaten Mojokerto baik yang sudah suspect maupun yang hampir positif dan baru ditemukan beberapa hari lalu, penyakit ini menyerang anak di atas 19 tahun bahkan 52 tahun di Desa Ngares Kecamatan Gedeg.

“Anak-anak kita seharusnya mendapat jadwal imunisasi secara lengkap. Difteri contohnya, mestinya di usia 2, 3, 4 bulan, kemudian diulangi lagi pada 18 bulan, 5 tahun, baru kemudian 10 tahun dan setiap 10 tahun diberi penguat,” tambah Didik dalam acara yang menghadirkan Ismoedijanto selaku Komli difteri divisi Infeksi Tropik RS dr Sutomo/FK UNAIR sebagai pemateri.

Surat Gubernur Jawa Timur tanggal 8 Januari 2018 menyatakan bahwa 375 kasus terdapat di 37 kabupaten/kota (61 kasus pada Desember). Di Mojokerto sampai hari ini, ada 14 suspect yakni dari Sooko, 3 orang dari Puri, Mojosari, Kumitir, Jatirejo, Trowulan, Gedeg (positif difteri), Bangsal, 2 orang dari Jetis (1 positif difteri) dan 2 dari Gedeg (salah satunya berumur 52 tahun).

Bupati yang hadir didampingi wakilnya Pungkasiadi, serta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto, Ikfina Kamal Pasa, dalam sambutannya menyatakan jika sasaran pelaksanaan kegiatan ORI adalah seluruh anak usia 1 hingga 19 tahun (belum sekolah, tidak sekolah, putus sekolah), yang berjumlah sekitar 10 juta jiwa (seluruh Jawa Timur). Sedangkan sasaran ORI di Kabupaten Mojokerto berjumlah kurang lebih 303.084 anak.

“Sasaran ORI di Kabupaten Mojokerto kurang lebih 303.084 anak. Demi suksesnya program, saya minta dukungan menyediakan dan memvalidasi data-data sasaran utama imunisasi difteri, membuat surat edaran dan sosialisasi agar semuanya optimal (minimal 95 persen),” instruksi bupati. (ika/uyo)

24

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini