IM.com – Prospektus sektor properti di Jawa Timur sangat bagus. Ini karena pendapatan per kapita dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah keatas di Jatim terus meningkat, serta angka kebutuhan hunian yang belum terpenuhi atau backlog di Jatim cukup tinggi.
Backlog hunian rumah di Jatim, kata Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo, mencapai 1.026.000, sementara pendapatan per kapita Jatim akhir tahun ini mencapai 4.275 US$, dan tahun depan diprediksi 4.400 US$. Sementara itu, kelas menengah keatas Jatim naik 350 ribu. “Artinya kita sudah di upper middle income. Jadi, prospektus properti di Jatim bagus sekali” tambahnya.
Sebagai indikasi kenaikan klas menengah, menurut Pakde Karwo, adanya penurunan penjualan sepeda motor sebesar 54 ribu, tapi disisi lain, terdapat kenaikan sebanyak 9.200 lebih untuk penjualan kendaraan roda empat 1500 cc kebawah.
Dengan naiknya kelas menengah tsb, lanjutnya, pendapatan masyarakat Jatim juga meningkat. Sebagian dari pendapatan tsb digunakan untuk kepentingan rekreasi, dan konsumsi non makan minum, termasuk membeli properti. Apalagi, masih banyak masyarakat yang belum memiliki hunian.
Soekarwo optimis pasar properti di Jatim sangat cerah. Ditambah lagi, Jatim adalah tempat paling baik untuk berinvestasi. “Easy of doing business ¬Jatim nomor satu di Indonesia, ini menurut publikasi Tahun 2018 dari Asia Competitiveness Institute (ACI), Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore” katanya.
Terkait keberadaan apartemen di tengah kota, Soekarwo sangat mendukung. “Ini contoh yang baik, yaitu membangun gedung vertikal di perkotaan, kami harap proyek-proyek serupa bisa dibangun di Malang, Jember, Kediri, dan Madiun. Sebab lahan membangun rumah disini kian terbatas” ujarnya. (kim/uyo)