IM.com – Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) dapat berbuah sepanjang tahun sebagai bahan utama pembuatan cokelat. Jika dibudidayakan dengan baik maka akan memberikan hasil produksi dalam kurun panjang, berkisar antara 10-20 tahun. Dari sisi agrobisnis, kakao cukup menjanjikan keuntungan. Sementara dari sisi kesehatan kakao bermanfaat untuk mencegah kanker, penurun tekanan darah, anti oksidan dan sebagainya.
Tanaman kakao selain dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan mulai dari cokelat, wafer, agar-agar, bubuk es krim cokelat dan sebagainya. Meski rasa biji kakao aslinya pahit namun jika sudah diolah akan terasa sangat manis.Tanaman kakao memang hampir mirip dengan kopi namun memiliki buah yang besar dengan kulita yang keras dan tebal. Dan, satu hal yang menarik, kakao menjanjikan keuntungan yang relatif besar sehingga bisa dijadikan lumbung rezeki bagi petani.
Atas potensinya yang begitu seksi, Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto menugaskan Setyo Dwi Darto selaku Penyuluh Pertanian Madya untuk memberikan edukasi tentang pengolahan kakao pada 25 warga Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Acara yang berlangsung pada Kamis (19/07/2018) sore menempati Kasi Kesra Desa Jembul.
Darto menjelaskan tentang pengolahan pasca panen kakao melalui fermentasi yang melalui beberapa proses. Diantaranya, fermentasi, pencucian, pengeringan, sortasi, pengemasan dan penyimpanan.
Proses fermentasi biji dilakukan untuk meluruhkan lendir pada kulit biji sehingga ketika disangrai, aromanya akan muncul, citarasa kuat sehingga nilai jualnya tinggi. Melalui fermentasi ini untuk menurunkan kadar air pada biji kakao, kadar jamur dan juga kadar kulit biji.
Tata cara fermentasi, kata Darto, yakni dengan meletakan biji-biji kakao segar ke dalam kotak kayu yang sudah dilubangi pada bagian bawah berdiameter 1 cm pada setiap jarak 10 cm. Lubang ini berfungsi sebagai jalan keluar masuknya oksigen, karbondioksida maupun air.
Kemudian tumpukan biji kakao dalam kotak tersebut ditutup menggunakan karung goni atau sejenis. Selama proses fermentasi, tumpukan biji kakao diaduk sekali setiap hari agar efek panasnya merata. Proses ini memakan waktu sekitar sepekan. Selama pelatihan, para peserta tampak antusias.
Program edukasi agrobisnis tersebut merupakan rangkaian dari program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke – 102 Tahun 2018 yang dilaksanakan Kodim 0815 Mojokerto dengan sasaran Desa Jembul. Selain pembangunan prasarana juga dilakukan berbagai penyuluhan untuk mengembangkan wacana warga agar tidak gagap terhadap dinamika budaya. (dim/uyo)