Gunung Bromo dan Candi Borobudur merupakan dua dari delapan destinasi wisata yang dikategorikan kawasan rawan gempa oleh BNPB.

 IM.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengingatkan delapan dari 10 destinasi wisata baru merupakan kawasan rawan gempa bumi. Kawasan wisata Gunung Bromo merupakan salah satu di antara delapan destinasi yang disebut Bali Baru.

Selain Bromo, tujuh destinasi wisata yang rawan bencana gempa bumi yakni Borobudur, Labuan Bajo, Bromo, Wakatobi, Mandalika, Danau Toba, Morotai, dan Tanjung Lesung. Kedelapan kawasan wisata tersebut baru dicanangkan pemerintah sebagai Bali Baru.

“Kesepuluhnya rawan bencana, tapi untuk gempa; Bangka Belitung dan Kepulauan Seribu tidak,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho seusai acara Jurnalisme Ramah Bencana di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta Pusat, Rabu (24/10/2018).

Sutopo mengakui, selama ini Kementerian Pariwisata belum berkoordinasi dengan BNPB terkait dengan rencana mitigasi di destinasi-destinasi prioritas. Ia pun berharap kajian untuk 10 daerah wisata itu lebih serius setelah terjadi komunikasi antara Kementerian Pariwisata dan BNPB.

“Kami juga baru tahu kalau ada 10 Bali Baru,” ujar Sutopo.

Tetapi Sutopo menegaskan, daerah wisata rawan gempa bumi ini bukan berarti tak bisa menjadi destinasi wisata. Namun, pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata, harus berkoordinasi dengan BNPB untuk memasukkan poin-poin mitigasi bencana dalam rancangan penyusunan pembangunan 10 Bali Baru.

“Kami sudah mensosialisasikan langkah-langkah prabencana di daerah yang dimaksud tersebut,” kata Sutopo.

Persoalan perancangan mitigasi di daerah wisata prioritas ini, lanjut Sutopo, harus menjadi perhatian serius. Sebab, bukan hanya menyangkut hajat hidup masyarakat lokal, tapi juga wisatawan domestik dan asing.

Pihaiknya meminta perencanaan mitigasi bencana di daerah terkait disusun di level pusat. “Selama ini hanya disusun di BPBD, mungkin bisa ditarik langsung ke atas,” ujarnya.

Ditempat yang sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku telah menganggarkan dana khusus untuk kebencanaan. Dana yang dialokasikan ini disebut memiliki besaran Rp 100 miliar dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2018 dan telah dianggarkan kembali dalam RAPBN 2019.

Menurutnya, dana mitigasi bencana akan dialokasikan untuk penanganan saat bencana dan pasca-bencana.

“Misalnya menjamin wisatawan mendapatkan transportasi ke terminal terdekat dan memperoleh hotel gratis pada hari-H bencana di lokasi bencana,” kata Arief. (tpi/im)

44

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini