IM.com – Komplotan pembobol mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Central Asia (BCA) di minimarket Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, 23 Oktober 2018 lalu akhirnya diringkus. Tiga dari empat tersangka dilumpuhkan dengan timah panas karena berupaya kabur saat disergap petugas.
Ketiga tersangka yakni, Andik Pranoto (35) dan Irfan Fery Nugroho (39) asal Rusun Penjarigansari EB 210 dan EB 211 Rungkut Surabaya serta Ratno (38) asal Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Blitar. Sedangkan satu pelaku lain yang menjadi otak pembobolan, Yudianto (36), warga Jalan Raya Penjaringan Timur, Nomor 16, Rungkut, Kota Surabaya, masih buron.
”Yang sudah berhasil ditangkap ada tiga pelaku. Ditembak karena berusaha melawan dan melarikan diri,” ungkap Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata, Kamis (1/11/2018). Penangkapan dilakukan Unit Resmob Sat Reskrim Polres Mojokerto yang dibantu Unit Resmob Polrestabes Surabaya pada Rabu, (31/10/2018).
Sebelum ditangkap, polisi menelusuri jejak para pelaku selama 11 hari. Menurut Kapolres, setelah melancarkan aksinya, keempat pelaku melarikan diri ke Jogjakarta dan menyetor uang tunai di ATM BCA di daerah Katamso, Jogjakarta.
”Uang tersebut kemudian dibagi bersama tersangka lainnya dengan besaran yang berbeda,” tuturnya.
Sesuai kesepakatan para tersangka, masing-masing menerima Rp 150 juta. Namun sampai saat ini Ratno masih menerima Rp 80 juta, Andik Pranoto Rp 50 juta dan Irfan Feri Nugroho Rp 20 juta.
”Karena sisa uangnya masih dibawa Yudianto selaku otak komplotan,” ujar Kapolres.
Kapolres menjelaskan, pembobolan ATM di Indomaret Watesumpak, Trowulan cukup canggih. Aksi mereka dimulai pergerakan dua orang yang menyusup ke minimarket dengan cara menjebol atap plafon.
Dua orang yang menyusup ke minimarket adalah Irfan Fery Nugroho dan Ratno. “Mereka eksekutor pembobol ATM dengan cara mengelas mesin,” ucap AKBP Leo.
Sementara dua tersangka lagi Andik Pranoto dan Yudianto, otak pembobolan yang kini masih DPO berjaga di luar
Dari pengakuan tersangka, sebelum melancarkan aksinya, dua pelaku mempelajarai situasi dan kondisi bangunan dengan cara berbelanja di minimarket tersebut. Sehingga pelaku sudah mengenal dan mengetahui jalan yang mereka suusupi ketika melancarkan aksinya.
“Mereka masuk melalui rumah kosong yang berada di samping kiri minimarket, kemudian menjebol plafon. Pelaku juga menyemprotkan cat ke sejumlah CCTV,” jelas Kapolres.
Menurutnya, dari delapan CCTV di minmarket itu, enam diantaranya disemprot cat oleh tersangka. Dua CCTV lain tidak disemprot cat karena menyorot ruang gudang dan depan minimarket,.
Adapun total duit yang digondol para tersangka senilai 673 juta dari total uang Rp 900 juta yang ada di dalam mesin ATM tersebut.
Setelah berhasil menggasak uang tunai senilai Rp 673,7 juta para pelaku langsung membawa kabur ke Jogjakarta selama beberapa hari.
Dalam penyergapan ini, polisi mengamankan tiga kartu ATM BRI dan dua kartu ATM BCA milik tersangka. Polisi juga mengamankan uang tunai Rp 55 juta dari tangan tersangka.
Selain itu, petugas juga mengamankan satu unit ATM yang dibobol tersangka. Sementara ketiga tersangka kini ditahan di Mapolres Mojokerto.
Kasatreskrim Polres Mojokerto AKP M. Solikhin Fery menambahkan, komplotan pelaku pembobolan mesin ATM ini bukanlah pelaku biasa. Mereka adalah pelaku profesional yang diduga memahami betul bagaimana cara melakukan pembobolan ATM. (Baca: Maling Bobol Minimarket di Trowulan, Rp 670 Juta Duit di ATM Amblas).
Itu terlihat dari cara mereka membongkar mesin menggunakan mesin las listrik. Menjaga sistem ATM agar tidak terbaca oleh sentral pengawasan ATM. Hingga melumpuhkan 6 dari 8 closed circuit television (CCTV) menggunakan cat pilox.
”Mereka juga menutup semua wajah dan dan bagian tubuhnya agar tidak mudah terdeteksi. Menggunakan cadar, kacamata hitam, masker sampai sarung tangan,” tandas Fery. (jan/im)