IM.com – Demonstrasi buruh yang berkepanjangan hingga menimbulkan konflik sosial, tawuran pelajar dan demo mahasiswa yang anarkis, tawuran antar kampung, konflik komunal, perilaku seks bebas dan peredaran Narkoba yang tidak terbendung, itu merupakan bagian proxy war yang dilancarkan lawan untuk menghancurkan Indonesia dari segala aspek.
Kepala Staf Kodim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin menyatakan masalah tersebut pada dialog kebangsaan yang mengundang peserta kaum muda. Acara yang diprakarasi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto tersebut menggelar berlangsung di hotel Puri Srijaya, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (07/11/2018).
Nuryakin menerangkan, posisi Indonesia begitu strategis karena merupakan negara terbesar keempat dengan 17.504 pulau yang memiliki sumber daya alam melimpah, sehingga membuat iri bangsa-bangsa lain untuk menguasai melalui berbagai cara.
Diantaranya dengan atau proxy war melalui isu politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Untuk itu, pemuda sebagai agen perubahan tentu harus menunjukan eksistensinya melalui aktivitas dan prestasi nyata di berbagai bidang sehingga mampu menjawab tantangan jaman sekaligus mampu menjadi benteng negara.
“Aksi pemuda dalam bela negara dapat diwujudkan melalui menjadi tokoh dan contoh di masyarakat, memiliki kebanggaan menjadi warga negara Indonesia, tidak mudah terpengaruh budaya asing dan arus globalisasi yang menyimpang. Turut menjaga keindonesiaan yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, semangat persatuan dan kesatuan, toleransi, menjaga keberagaman/pluralisme dan kesetiakawanan sosial atau kemanusiaan,” jelasnya.
Tampak hadir dalam acara tersebut, adalah Kasi Penyadaran Pemuda Disparpora Kabupaten Mojokerto, Budi Untoyo, dan para pemuda peserta pembinaan Wawasan Kebangsaan Kabupaten Mojokerto dari perwakilan GM FKPPI, GP Ansor, Purna Paskibraka, IPPNU dan IPNU serta perwakilan Karang Taruna secara keseluruhan berjumlah 100 orang. (dim/uyo)