Para korban berjatuhan dari jalur Kereta Api Viaduk Pahlawan saat pagelaran Drama Kolosal Surabaya Membara di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jumat malam (9/11/2018).

IM.com – Polrestabes Surabya masih menyelidiki kecelakaan tragis yang menewaskan 3 orang dan membuat 20 orang lainnya terluka saat pertunjukan Drama Kolosal ‘Surabaya Membara’ di Viaduk Pahlawan di Tugu Pahlawan, Jumat malam (9/11/2018). Dugaan sementara, insiden tersebut murni kecelakaan karena kelalaian korban dan panitia penyelenggara Drama ‘Surabaya Membara’.

Polrestabes Surabaya terus melakukan penyelidikan dan pendalaman untuk mengungkap adanya unsur kelalaian pada insiden tersebut. Kendati, temuan awal menunjukkan insiden itu mengarah pada kelalaian (human error) yang mengakibatkan kecelakaan.

“Saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Kami dalami unsur (kelalaian) itu,” kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran, Senin (12/11/2018).

Polrestabes Surabaya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Mereka di antaranya saksi mata yang meihat langsung kejadian, penanggung jawab acara ‘Surabaya Membara’, Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim serta PT KAI.

Menurut Sudaimiran, bagaimanapun, jalur kereta api tidak boleh dijadikan tempat bermain atau menonton pertunjukan. “Itu dalam tertera dalam Undang-Undang Perkeretaapian,” tegas Sudamiran. Peraturan yang dimaksud yakni UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, jalur KA bukan area bermain.

“Kemungkinan terkecil hanya soal kelalaian. Nah siapa yang lalai dalam insiden kecelakaan ini, masih terus kami dalami,” tandas Sudamiran.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, kegiatan Drama Kolosoal Surabaya Membara itu tidak mengantongi izin dari Pemkot. Risma pun menyesalkan insiden itu terjadi pada saat acara tersebut digelar tanpa koordinasi dengan pemkot.

“Kami tidak tahu. Saya sudah cek mulai camat, asisten, sekda tidak ada yang tahu. Saya juga tidak tau, saya tau setelah kejadian,” kata Risma.

Namun menurut Risma, bukan karena itu alasan Pemkot tidak memberi santuan kepada para korban kecelakaan di jalur rel Kereta Api Viaduk Pahlawan. Ia mengatakan, hal itu karena pemerintahannya sedang tidak ada uang tunai.

“Sudah saya sampaikan ke Sekda kita tidak ada seperti itu (santunan). Nanti kalau begitu semua akan begitu. Jadi tidak bisa seperti itu. Kami juga lihat uang kita tidak ada tunai,” terang Risma.

Pemkot hanya akan memberi bantuan  biaya perawatan medis kepada para korban. Menurut Risma, yang paling pentingsaat ini adalah korban mendapatkan penanganan sebaik mungkin agar kondisi yang masih selamat bisa segera membaik.

“Karena ada yang lukanya parah, ada yang kondisinya kritis, sekali lagi ini semampu kami dan akan kita rawat sampai tuntas,” tambah Risma.

Saat kecelakaan terjadi, Pemkot Surabaya sudah menerjunkan sejumlah personel BPB Linmas dan menerjunkan 10 unit ambulans untuk memberi pertolongan kepada korban. “Kemarin langsung kita bawa 10 ambulans untuk kita sebar ke beberapa rumah sakit agar mempercepat penanganannya,” tutur Risma.

Meski begitu, para korban tetap memperoleh santunan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Perhubungan.

Seperti diketahui, Drama Kolosal Surabaya Membara menyambut Hari Pahlawan menjadi kegiatan yang dinantikan warga Surabaya. Saking antusiasnya, beberapa orang nekat menyaksikan drama kolosal tersebut dari atas viaduk, tempat kereta api melintas.

Kepanikan pun muncul saat kereta api melintas di viaduk tersebut. Sedikitnya ada tiga korban tewas dan 20 orang mengalami luka-luka karena tak bisa menghindar dari kereta api yang sedang melintas. (im)

34

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini