IM.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur akhirnya mengakui lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu penyumbangan terbesar tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim. Terbanyak adalah lulusan SMK swasta karena kompetensinya tidak cukup untuk bersaing di dunia kerja.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menyatakan, saat ini pihaknya sedang menganalisa dan mengevaluasi data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Seperti diketahui, hasil riset BPS menyebutkan, lulusan SMK menjadi sumber terbesar TPT di Jatim. (Baca: Pengangguran Terbanyak di Jatim dari Lulusan SMK, Ini Penyebabnya).
“Kita ingin membina sekolah-sekolah kecil jadi satu sekolah sesuai standar,” kata ketika ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (27/11/2018). Saiful mengatakan, jangan sampai pengangguran makin banyak dengan makin banyak sekolah yang tidak terakreditasi.
Karena itu, Dispendik Jatim akan membuat terbobosan melakukan merger SMK-SMK swasta yang tidak memenuhi standar.
“SMK-SMK yang berdiri ini rentang sekian tahun tidak ada pengembangan akan kita adakan gerakan merger, terutama untuk SMK swasta yang belum bagus. Dan kita bina secara serius,” tutur Saiful.
Saiful juga membeberkan data dari Bursa Kerja Khusus (BKK) menyebutkan tiap tahun lulusan yang terserap industri hanya 67 persen. Ia mengungkapkan, beberapa hal lain yang bisa menjadi penyebab adalah kompetensi siswa yang kurang, sekolah yang tidak terakreditasi.
“Proses belajar mengajarnya yang tidak bagus, dan ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan (miss match),” kata Saiful.
Menurut data BPS sampai Agustus 2018, pengangguran mencapai 7 juta orang. Dari data itu, pengangguran paling banyak merupakan lulusan SMK sebesar 11,24 persen. Data ini meningkat dari bulan Februari 2018 yang masih di angka 8,92 persen. (sun/im)