IM.com – Pusat pengolahan sampah dan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) atau PPSLI yang sedang dibangun Pemprov Jatim di Dawarblandong, Mojokerto, rupanya menarik minat investor asing. Salah satu investor paling serius adalah perusahaan asal Inggris yang belum diungkap namanya siap menggelontor investasi Rp 500 miliar.
Kabar investasi dengan nilai cukup besar ini disampaikan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, ketika menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (13/3/2019).
“Kami diskusikan beberapa proyek bisnis, salah satunya industri hazardous waste (limbah B3). Kebetulan ada perusahaan Inggris yang mampu dalam industri itu dan punya keuangan untuk investasi dengan Jawa Timur,” ungkap Malik.
Tak hanya funding (dana), bahkan perusahaan Inggris itu juga siap mentransfer teknologi pengolahan limbah B3 ke Mojokerto. Menurut Malik, keseriusan dan tingginya minta investor asal negaranya itu lantaran kebutuhan untuk membuat proyek pengolah limbah B3 merupakan kebutuhan yang mendesak di Indonesia, terutama Jatim.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, antusias menyambut rencana investasi ini. Apalagi yang lebih menggembirakan Khofifah adalah, karena calon investor itu bersedia menampung 80 persen pekerja dan bahan baku lokal local content untuk PPSLI Dawarblandong.
“Kalau local content bisa kita dapatkan, perekonomian rakyat terutama di Jatim, bisa ikut tumbuh seiring proses industri itu,” tuturnya.
Sebab selama ini, investasi pada industri di tanah air jarang yang melibatkan konten lokal mencapai 80 persen. Padahal keterlibatan komponen lokal, seperti lembaga dan tenaga kerja cukup bagus bagi perkonomian di Jawa Timur.
Pusat pengolahan limbah di Mojokerto itu, pada tahap pertama pembangunannya akan dikerjakan di lahan seluas 5 hektare. Sisanya, seluas 45 hektare, akan dikerjakan BUMD bersama pihak ketiga. Pada posisi pihak ketiga inilah, investor yang dimaksud Dubes Inggris Moazzam Malik akan berperan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Aris Mukiyono mengatakan, rencana investasi perusahaan Inggris ini menjadi angin segar bagi proses pembangunan PPSLI di Mojokerto. Pasalnya, nilai investasi untuk membangun PPSLI terlampau besar jika hanya dibebankan pada APBD.
“Pendanaannya memang berat, butuh banyak kan waktu itu. Nah, usulan dubes Inggris ini bagus untuk funding dan transfer teknologi di proyek ini,” kata Aris. Pihaknya akan bertemu dengan PT JGU, BUMD yang ditunjuk sebagai pengelola pabrik pengolahan limbah B3 Dawarblandong untuk membicarakan rencana investasi ini.
“Itu kan tugas PT JGU yang sudah diperintahkan sejak masa kepemimpinan Pakde Karwo,” ucapnya.
Aris menuturkan, suntikan dana Rp 500 miliar itu nantinya masuk tahap pertama. Sejauh ini, Pemprov mengalokasikan APBD Rp 50 miliar untuk tahap pertama pembangunan PPSLI ini.
“Investasi perusahaan Inggris itu sampai Rp 500 miliar-an untuk tahap satu dulu. Kebutuhannya memang segitu untuk tahap awal,” katanya.
Sebagai informasi, pembangunan PPSLI di Desa Cendoro, Dawarblandong, Mojokerto ditandai dengan penandatanganan plakat peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Gubernur Soekarwo pada 10 Februari 2019 lalu. (Baca: Pabrik Limbah B3 Berkapasitas 110 Juta Ton Mulai Dibangun di Dawarblandong). (im)