IM.com – GrabBike meluncurkan layanan #AntiNgaret. Layanan ini untuk mendukung dan memudahkan masyarakat yang tak mau terlambat dalam pekerjaan atau melakukan suatu rencana hanya karena terkendala transportasi.
Jasa transportasi online ini menyiapkan lima kemudahan agar pelanggan dapat lebih memaksimalkan waktu mereka dengan memanfaatkan layanan armada GrabBike lebih cepat. Dengan lima kemudahan ini, pengguna dapat tiba di tujuan dengan lebih cepat.
“Ini sejalan dengan misi baru kami untuk mendorong Indonesia maju dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan akses kepada layanan harian berkualitas tinggi dan juga aman,” ujar Daniel Van Leeuwen, General Manager Marketing Grab Indonesia.
Lima fasilitas yang ditawarkan GrabBike yakni pertama keberadaan 5 juta titik penjemputan yang lebih akurat. Untuk fasilitas ini, Grab memiliki tim pemetaan khusus, yang bertugas mengidentifikasi dan menciptakan titik penjemputan baru di berbagai lokasi di Indonesia.
Di Indonesia, ada lebih dari 5 juta pilihan titik penjemputan bagi pengguna Grab. Penumpang bisa memesan GrabBike lebih mudah dan bertemu dengan mitra pengemudi lebih cepat, karena dapat langsung memilih titik penjemputan dengan deskripsi lokasi yang lengkap.
Fasilitas kedua, venues untuk mendapatkan panduan visual menuju titik jemput terdekat. Untuk memudahkan penumpang menuju lokasi jemput, Grab menghadirkan fitur Venues dalam aplikasi Grab.
“Venues memberikan penumpang panduan visual (foto) dan teks untuk dapat menuju titik jemput terdekat dengan mereka, yang dapat diakses setelah mereka mendapatkan alokasi kendaraan. Beberapa lokasi yang telah dilengkapi fitur Venues di Surabaya adalah Tunjungan Plaza, Plaza Surabaya dan Stasiun Surabaya Gubeng,” terang Daniel.
Ketiga, fitur ‘Alamat Tersimpan’ untuk pemesanan lebih cepat. Dengan fasilitas ini, penumpang dapat mendaftarkan atau menyimpan berbagai tempat yang sering mereka kunjungi pada aplikasi Grab. Penumpang bisa memilih alamat lengkap serta titik jemput untuk disimpan pada aplikasi. Mereka juga bisa memberikan nama lokasi ini sesuai kebutuhan, seperti ‘Rumah’, ‘Kantor’, ‘Sekolah’ dan lainnya.
“Lokasi-lokasi ini akan tersimpan dalam aplikasi Grab dan pelanggan hanya perlu memilih titik jemput ini pada saat melakukan pemesanan. Hal ini diharapkan dapat membuat proses pemesanan menjadi lebih cepat.”
Keempat, Kirim Pesan Suara & Foto dari GrabChat untuk komunikasi lebih cepat. Fasilitas ini berfungsi meningkatkan kemudahan dan kenyamanan para penumpang dalam proses pemesanan, saat ini penumpang dapat mengirimkan foto di dalam aplikasi GrabChat untuk titik temu lebih akurat. Selain itu, penumpang juga dapat mengirimkan pesan suara dalam aplikasi GrabChat untuk memudahkan komunikasi.
Terakhir, fitur ‘Gunakan Layanan GrabNow’ untuk kecepatan mendapatkan pengemudi. Layanan ini memampukan penumpang untuk mendapatkan mitra pengemudi yang ada di dekat mereka! Sangat cocok digunakan ketika melakukan pemesanan di terminal atau stasiun dengan banyak armada GrabBike yang siap mengambil pesanan.
Penumpang cukup mendekati mitra pengemudi yang sedang tidak mengambil pesanan, masukan 6-digit kode dari aplikasi pengemudi untuk menghubungkan dan siap berangkat.
Grab juga memiliki lebih dari 90 orang tim pemetaan di Indonesia yang akan membuat perjalanan para pejuang #AntiNgaret dengan GrabBike menjadi lebih optimal. Tim tersebut bertugas membangun point of interest (POI) dan titik hijau sebagai lokasi penjemputan untuk memudahkan proses perjalanan mitra pengemudi dan penumpang Grab.
“Dengan demikian, rute yang diarahkan juga lebih efisien dan estimasi waktu tiba menjadi lebih akurat dan akan menambah ketepatan waktu,” jelas Daniel.
Lima kemudahan tadi hadir di 8 kota besar di Indonesia, yakni Semarang, Yogyakarta, Medan, Bandung, Makassar, Surabaya, Palembang dan Jabodetabek. Startup transportasi publik yang menyandang decacorn pertama di Asia Tenggara dan Grab Indonesia telah menjadi salah satu unicorn di Indonesia.
“Layanan dan kemudahan ini sebagai bentuk dukungan kami untuk para pejuang #AntiNgaret. GrabBike juga menghadirkan kampanye #AntiNgaret,” ujar Daniel.
Ngaret berasal dari kata dasar ‘karet’ yang digunakan oleh kalangan anak muda untuk menggambarkan sesuatu yang ‘molor’ dari waktu yang telah direncanakan. Istilah ini memang sering dipakai dalam menggambarkan seseorang yang tidak tepat waktu. Sayangnya, ngaret kerap dikaitkan sebagai Untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia.
Untuk bisa meminimalisir kebiasaan yang sudah menjamur sebagai fenomena sosial ini, masyarakat sebetulnya bisa memanfaatkan transportasi online sebagai armada pendukung mereka dalam mencapai tempat tujuan dengan nyaman dan cepat.
Sosiolog dan Peneliti Independen Bayu A. Yulianto menilai, sistem dan layanan transportasi publik yang memiliki fasilitas seperti GrabBike ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Sebab, secara perlahan juga bisa mengikis budaya “Ngaret” yang berkembang di masyarakat, khususnya kalangan pekerja.
Menurut Bayu, ngaret telah menjadi kebiasaan orang Indonesia yang sudah menjadi ‘tradisi’ di mana sulit untuk ditinggalkan. Asumsi bahwa orang Indonesia tak bisa lepas dari ngaret kini sudah menjadi stereotype karena mereka sulit menjaga waktu, khususnya ketika membuat janji dalam sebuah pertemuan. Dampaknya, produktivitas bisa terganggu.
“Budaya yang begitu melekat dengan orang Indonesia. Budaya tersebut menciptakan kebiasaan di mana banyak orang merasa terlalu nyaman dalam mengulur waktu dan hal ini menyebabkan berkurangnya produktivitas,” tuturnya. (im)