IM.com – Kebakaran hebat kembali terjadi di kawasan Hutan dan Lahan Gunung Arjuno-Welirang. Sejak kebakaran kembali melanda Sabtu lalu (28/9/2019), kobaran api membakar sekitar 100 hektare hutan dan lahan di enam titik.
“Yang masuk kawasan Mojokerto ada enam titik api di Blok Patok Wesi dan Blok Plorotan Welirang Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini.
Hingga saat ini kepulan asap terlihat membubung tinggi di sejumlah titik. Petugas dibantu relawan lintas organisasi berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.
Petugas dan relawan berupaya membuat sekat tanah agar api tidak menjalar. Sebab, angin yang bertiup kencang membuat kebakaran cepat meluas.
“Titik api semakin membesar karena angin kencang di lokasi,” ujar Zaini.
Beberapa relawan pemadaman api berasal dari Team Stress Adventure (TSA), LPBI NU, Usar Penanggungan, Welirang Community dan Info Seputar Mojosari (ISM). Mereka dibagi dalam beberapa gelombang. Sementara dari instansi resmi ada dari Perhutani, TNI, LMDH, BPBD, dan UPT. Tahura R Soerjo Pacet.
Hutan di kawasan itu kembali terbakar pada Sabtu (28/9/2019) lalu. Api baru bisa dipadamkan pada Selasa (1/10/2019). Api diperkirakan sudah melahap 100 hektare lahan dan hutan yang ditumbuhi cemara, manisrejo dan semak belukar.
Sebelumnya, hutan di kawasan Gunung Arjuno-Welirang sudah terbakar sebanyak dua kali selama musim kemarau ini. Pertama, hutan di kawasan itu terbakar pada akhir Bulan Juli hingga awal Bulan Agustus.
Ketika itu, petugas mengerahkan water bombing atau pengebom air melalui helikopter untuk memadamkan api. Luas kebakaran diperkirakan mencapai 300 hektar.
Pengelola Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo
belum membuka jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang, meskipun kebakaran hutan
di kawasan itu sudah dipastikan padam. Pihak pengelola menganggap jalur
pendakian gunung setinggi 3.339 mdpl itu masih belum aman bagi pendaki karena
masih berpotensi terjadi kebakaran hutan.
Wahyudi mengatakan, selama musim kemarau masih berlangsung, potensi kebakaran hutan di kawasan itu masih tinggi. Karenanya, pihaknya akan membuka jalur pendakian setelah musim kemarau berlalu.
“Pendakian masih ditutup, karena rawan kebakaran. Sampai turun hujan mas, biar tidak ada lagi debu dari sisa-sisa kebakaran,” jelas Kepala Tahura R Soejo, Ahmad Wahyudi. (im)