IM.com – H. Akhmad Qomarudin (54), salah satu guru SMAN 2 Mojokerto. Pengampu mata pelajaran seni budaya ini, mengaku lebih dari 6 tahun sudah berpenghasilan Rp 24 juta.
Tanpa diduga Qomar, sapaan karibnya, ternyata ternak (breeding) Murai Batu memberikan banyak keuntungan. Puluhan juta pun dapat diraupnya dalam sebulan. Apalagi 28 pasang Murai Batu miliknya tergolong burung berkualitas dan produktif semua.
“Saya terinspirasi dari hobi burung saja. Daripada saya bekerja di luar rumah sepulang ngajar, lebih baik di rumah tapi produktif. Akhirnya saya putuskan menangkar burung asli Indonesia saja. Hobi jalan dan peduli kelestarian satwa,” ungkap Akhmad Qomarudin yang tinggal di Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Bahkan dirinya mengaku kewalahan melayani pembeli anakan burung hasil tangkarannya. Dalam sebulan, setidaknya Qomar mengantongi antara Rp.8 juta hingga Rp.24 juta atas hasil penjualan anakan burung Murai Batu tangkarannya.
“Saya hanya bisa bersyukur atas rahmat dan berkah Tuhan. Penangkaran Murai Batu yang saya kelolah bisa produktif. Apalagi kegiatan ini tidak mengganggu profesi saya sebagai guru. Justru profesi ini menambah ketajaman pikir untuk dapat menguatkan karakter peserta didik di sekolah. Prinsipnya, hobi burung harus tetap peduli kelestarian satwa,” ujar staf kesiswaan SMAN 2 Mojokerto.
Sekadar diketahui, hingga saat ini Qomar memiliki 46 kandang penangkaran. Sedikitnya 28 kandang sudah terisi Murai Batu yang hampir kesemuanya produktif. Selebihnya, kandang-kandang itu diisi jenis burung Kacer dan Love Bird. Bahkan dirinya menggunakan satu rumah khusus untuk merawat hasil tangkarannya.
“Dulunya saya juga ada 4 kandang pasangan Cucak Hijau. Tapi semuanya mati dan saya gagal menangkarkannya,” ungkapnya kecewa.
Apa yang dilakukan Qomar, ternyata tak berhenti disitu. Melalui aktivitasnya di Paguyuban Peternak Burung Mojokerto (PPBM), Qomar pun kian optimis mengajak penghobi burung lebih peduli dengan kelestarian burung asli Indonesia. Bahkan menurut Qomar, di wilayah kabupaten dan Kota Mojokerto ini ada sekitar 480 an peternak burung yang tergabung di PPBM.
“Mojokerto sekarang menjadi pusat penangkaran Murai Batu terbesar di Indonesia. Sebab, ratusan warga Mojokerto sudah berhasil menangkarkan. Makanya ketika muncul Permen-KLH Nomor 20 Tahun 2018 tentang Perlindungan Satwa, kicau mania di Mojokerto sangat mendukung,” ucap Qomar. (use/uyu)