Warga dan aktivis lingkungan berunjuk rasa menuntut penutupan tambang galian C di Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo dan sejumlah wilayah lain di Kabupaten Mojokerto.

IM.com – Upaya warga Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto menuntut penutupan tambang galian C di lingkungan mereka tak pernah surut. Tiga warga Desa Lebakjabung kini nekat berjalan kaki ke Jakarta untuk menemui dan mengadukan tambang yang sudah beroperasi puluhan tahun ke Presiden Joko Widodo.

Ketiga orang warga Desa Lebakjabung yang melakukan aksi jalan kaki ke Istana Kepresidenan, Jakarta, yakni Ahmad Yani (45), Sugiantoro (31) dan Heru Prasetyo (26). Mereka memulai perjalanan dari tempat tinggalnya pada Selasa (28/1/2020).

“Kami meminta keadilan. Meminta penambangan liar di hulu sungai dari titik mata air yang ada di Mojokerto Selatan, khususnya Desa Lebakjabung di Desa kita ditutup,” kata Ahmad Yani (45).

Yani mengatakan, ia dan dua warga lain nekat melakukan aksi jalan kaki ini karena permohonannya ke Gubernur dan Pemerintah Provinsi Jatim tak kunjung mendapat tanggapan positif. Padahal, menurut warga, izin tambang pasir yang dioperasikan CV Sumber Rezeki itu sudah cacat hukum. (Baca: Puluhan Tahun Beroperasi di Jatirejo, Warga Desak Gubernur Tutup Tambang CV Sumber Rezeki).

“Karena belum ada Perjanjian Kerja Sama (PKS) dari perhutani maupun surat dari lingkungan hidup. Tapi Pemprov terus berbelit-belit ketika menyikapi surat permohonan kami,” tuturnya.

Mereka pun membawa dokumen perizinan tambang dan surat permohonan ke gubernur yang belum mendapat respon untuk diserahkan ke Presiden Jokowi. Yani menegaskan, aksi jalan kaki ini untuk mengadu ke presiden ini harus dilakukan mengingat besarnya potensi dampak buruk pengerukan lahan terhadap lingkungan Desa Lebakjabung dan sekitarnya.

“Saat ini terdapat dua titik galian yang dijarah secara manual dan mengggnakan alat berat. Lokasinya di hulu sungai dari sumber mata air di Desa Lebakjabung sehingga rawan mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor,” tegasnya. Yani menambahkan, saat ini pun air dari aliran Sungai Seloliman sudah keruh akibat tercemar penambangan itu.

Yani menyatakan warga sudah sepakat dengan aktivis pecinta lingkungan untuk tidak mau lagi bernegosiasi terkait operasional tambang. Menurut Yani, warga ingin Lebakjabung disulap menjadi desa wisata.

“Kami dan teman-teman peduli lingkungan sudah membuat program 2020-2030 untuk menjadikan desa kami sebagai desa wisata. Karena ada potensi-potensi wisata yang bisa dikembangkan. Sebelumnya ada wisata river tubing yang dikelola warga sendiri mengelolanya, tapi sudah hancur karena galian (tambang),” tandasnya.

Pengaduan ke Presiden Jokowi menjadi upaya paling keras warga untuk mweujudkan harapan itu. Yani dan dua kawannya menargetkan perjalanan ke Jakarta memakan waktu sepekan hingga tiba di Jakarta pada 4 Februari.

Dalam perjalanan, mereka hanya membawa bekal uang saku Rp 600 ribu yang berasal dari donasi warga. (im)

288

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini