IM.com – Para pedagang kaki lima (PKL) Pasar Benteng Pancasila (Benpas) akhirnya bisa kembali berjualan di kios pasca tiga tahun peristiwa kebakaran yang menghanguskan seluruh bangunan. Terlebih, mereka bisa memanfaatkan fasilitas tekonologi informasi untuk bertransaksi di pasar digital ini.
Pasar Digital Benteng Pancasila (Benpas) diresmikan oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Matalitti, Kamis (22/10/2020). Komite I DPD RI Fachrul Razi serta Wakil Ketua Komite II Bustami Zainuddin, Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Iwan Supriyanto secara virtual, Wakil Walikota, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) turut hadir dalam peresmian pasar digital tersebut.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan, Pasar Benteng Pancasila menjadi istimewa dibanding pusat perbelanjaan tradisional lain karena menyediakan fasilitas transaksi digital. Ia menjelaskan, transaksi digital menggunakan aplikasi cashless Meeber untuk pembayaran non tunai.
“Aplikasi ini memudahkan pedagang dan pembeli melakukan transaksi dengan pembayaran non tunai. Ini selaras dengan program Kota Mojokerto sebagai Kota Pariwisata ke depannya,” tutur walikota yang akrab disapa Ning Ita di sela peresmian Pasr Digital Benpas, Kamis (22/10/2020).
Keunggulan lain, aplikasi cashless menyediakan fitur katalog yang menampilkan produk-produk unggulan dari para UKM, IKM maupun UMKM. Dengan begitu, pembeli dapat melihat segala maca produk tanpa harus datang ke lokasi kios pedagang.
“Dapat diakses oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Sehingga, produk lokal Kota Mojokerto bisa dikenal lebih luas di berbagai daerah,” katanya.
Ning Ita menjelaskan, pembangunan Pasar Benpas disokong penuh oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak Januari 2020. Pasar ini memiliki 242 kios di atas lahan seluas 3400 meter persegi.
“Kios-kios itu akan ditempati oleh 198 PKL yang dari alun-alun, 17 pedagang Tropodo dan 25 pedagang baru yang telah terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag),” jelasnya.
Pasar Digital ini merupakan pasar keempat yang dibangun Pemkot di masa kepemimpinan Ning Ita. Tiga pasar lain yang juga selesai dibangun yakni Pasar Gunung Gedangan, Pasar Rakyat Prapanca dan Pasar Prajuritkulon.
“Pembangunan pasar ini, tidak lain sebagai roda perekonomian masyarakat di Kota Mojokerto. Saya meminta kepada para pedagang dan pengunjung untuk ikut merawat bangunan ini, menjaga kebersihan dan ketertiban sehingga membawa kenyamanan bagi semua pihak yang beraktivitas di pasar ini,” tuturnya.
Ketua DPD RI La Nyalla Matalitti dalam sambutannya mengatakan pasar adalah tonggak perekonomian. Menurutnya, pasar digital seperti Benpas ini akan dikembangkan di seluruh Indonesia.
“Pasar merupakan tempat perputaran ekonomi rakyat yang menjadi indikator perekonomian daerah. Kami berterimakasih kepada Ibu Walikota Mojokerto, yang telah menjadi bagian dari penerapan transformasi digital untuk Pasar Benteng Pancasila,” ungkap La Nyalla.
Karena itu, Presiden Joko Widodo menggagas 5 langkah Percepatan Trasformasi Digital. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 414 triliun dari APBN 2021 untuk pembangunan infrastruktur digital. Dan sebesar Rp 30,5 triliun untuk perluasan jangkauan akses internet di seluruh Indonesia.
Selain infratruktur digital, empat langkah lain yakni menetapkan roadmap transformasi digital disektor ekonomi strategis dan kerakyatan. Ketiga, mempercepat integrasi data nasional. Keempat, menyiapkan kebutuhan SDM talenta digital dan Kelima, menyusun regulasi, skema pendanaan dan pembiayaan secepatnya.
“Saat ini kita memang memasuki cara hidup yang berbeda yang kita kenal dengan istilah New Normal. Era baru ini kita harus mampu mengubah pola hidup dengan memanfaatkan dan memaksimalkan penggunaan teknologi,” tandas La Nyalla.
Peresmian Pasar Benteng Pancasila ini, ditandai dengan penandatangan prasasti dan pemotongan pita oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dengan didampingi Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, Wakil Wali Kota Achmad Rizal Zakaria beserta jajaran. Tak hanya pemotongan pita secara simbolis, Ning Ita beserta tamu undangan lainnya juga menyempatkan meninjau kios para pedagang. (im)