IM.com – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, mengingatkan agar sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto bisa berjalan seimbang. Untuk menciptakan keseimbangan itu, salah satu caranya dengan mengoptimalkan sistem on farm maupun off farm.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menjelaskan, sistem on farm dan off farm dapat mendorong petani untuk meningkatkan kegiatan usaha taninya. Baik melalui pengolahan produk pertanian maupun melalui berbagai pengembangan usaha berbasis pertanian.
Dengan langkah pemberdayaan tersebut, imbuh Ikfina, para petani diharapkan mampu menjadi pelaku usaha yang lebih kuat ketika berhadapan dengan pasar. Sehingga aktivitas sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto tidak hanya berkutat pada penanaman sampai panen.
“Misal kita menanam jagung. Nah, yang dijual bukan jagung mentah saja, melainkan produk olahan juga. Sektor pertanian ini penting, salah satunya ikut membantu meningkatkan indeks pembangunan manusia melalui perluasan lapangan kerja,” kata Bupati Ikfina.
Hal ini disampaikan Bupati Ikfina saat memberikan sambutan dalam acara Pemantapan Kapasitas Stakeholder Bidang Pertanian di Hotel Royal Trawas, Selasa (25/5/2021) siang. Turut hadir antara lain Kepala BPTP Kementan RI di Jatim Catur Hermanto, Perwakilan Produsen Pupuk Petrokimia beserta Distributor, Pengurus KTNA Kabupaten Mojokerto dan pengurus Gapoktan serta para penyuluh pertanian.
Ikfina menambahkan, upaya off farm khususnya, akan lebih baik bila disertai dengan pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan. Pilihan model usaha yang diberikan juga berhubungan dengan basis komoditas pertanian yang dikelola.
“Faktor yang paling penting, yakni semua usaha itu dilakukan dalam sebuah wadah berbentuk kelompok agar lebih mudah memantau, mendampingi, dan efisien dalam praktik pelaksanaan,” paparnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko pada kesempatan itu menerangkan potensi pertanian Kabupaten Mojokerto. Dari luas lahan sawah sejumlah 36.271 ha, ada beberapa catatan menarik terkait capaian pertanian salah satunya pada tanaman padi.
“Ada peningkatan sebesar 37 persen atau tepatnya 16.629 hektar, dibandingkan luas tanam tahun 2019 lalu,” terangnya.
Demikian juga dengan kebutuhan beras yang tercatat mengalami surplus 52.127 ton, dengan produksi sebanyak 179.621 ton dan konsumsinya 127.494 ton. Kondisi serupa terjadi pada tanaman jagung, yang mengalami kenaikan 20 persen atau seluas 4.512 hektar.
“Kami harap acara pemantapan stakeholder ini, menjadi moment penting dan strategis, untuk mengomunikasikan dan berkoordinasi tentang pembangunan di bidang pertanian,” kata Teguh. (im)