IM.com – Kabupaten Mojokerto menjadi tuan rumah pertama Festival Tumpeng Nusantara dan Doa Lintas Agama untuk menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Acara digelar Komunitas Nawasena di Candi Brahu, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Kamis (11/8/2022).
Festival Tumpeng Nusantara dikemas dengan Lomba menghias tumpeng yang diikuti oleh pelajar tingkat SMP dan SMA Kota/Kabupeten Mojokerto. Sedikitnya, terdapat 30 sekolah tingkat SMP dan 40 sekolah tingkat SMA yang hadir.
Masing-masing sekolah ada 1 kelompok dengan tiga peserta. Mereka diberi kebebesan menghias kuliner khas nusantara itu sesuka hati.
Koordinator Nawasena, Wulandari Sawitri Candra Wila mengatakan, makna tumpeng bagi bangsa Indonesia sangatlah kuat. Budaya leluhur tersebut selalu ada tatkala akan melaksanakan hajatan.
“Tumpeng itu ciri khas dari nusantara yang kita kenalkan, bukan berarti kita tidak boleh makan dari makanan negara lain, seyogyanya kita edukasi bareng-bareng, bahwa tumpeng masih ada,” katanya.
Selain itu, festival ini bertujuan mensosialisasikan Indonesia sebagai tuan rumah KTT G-20 yang akan digelar di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang kepada pelajar dan masyarakat.
“Ada dua momen, momen pertama agustusan, kedua KTT G20. Kita ingin mensosialisasikan kepada pelajar dan masyarakat bahwa kita harus bangga indonesia menjadi tuan rumah diantara 20 negara lainnya,” jelasnya.
Ia mengungkapkan alasan memilih Candi Brahu sebagai tempat festival tumpeng nusantara untuk yang pertama. Yakni, mendorong pemanfaatan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan rasa bangga dan cinta Tanah Air.
“Kenapa di Candi Brahu, bukan misteri, karena tempat ini tempat yang bagus, disamping itu kita bisa mengenalkan candi Brahu ke selurah nusantara atau indonesia atau negara luar lewat kegiatan ini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, semarak Festival Tumpeng Nusantara ini tidak hanya digelar di Kabupaten Mojokerto. Nantinya juga akan dilaksanakan di Kabupaten dan Kota lainnya.
“Festival Bukan hanya kabupaten mojokerto saja, nanti ada kabupaten/kota lainnya, tidak hanya menghias tumpeng, tapi juga doa lintas agama,” imbuhnya.
Dalam kesempatam ini juga dihadiri oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Zakariya, dan perwakilan pemuka agama.
Doa bersama dipimpin oleh para perwakilan pemuka agama secara bergantian. Harapannya, pagelaran KTT G20 bisa berjalan lancar dan Indonesia bisa kembali pulih dan bangkit dari dampak Covid-19, terutama Covid-19.
Bupati Mojokerto, Ikfina bersyukur Kabupaten Mojokerto menjadi tempat pertama Festival Tumpeng Nusantara untuk menyambut KTT G20. Ia mengatakan, acara ini bermanfaat sebagai langkah mengenalkan budaya kuliner peninggalan leluhur yang selalu ada tatkala akan melaksanakan hajatan.
“Antusiasme anak-anak sangat luar biasa. Apaligi bertempat di candi Brahu yang merupakan tempat peninggal kerajaan majapahit,” katanya kepada sejumlah wartawan usai acara tersebut.
Selain pengenalan budaya, lomba tersebut mengajarkan kepada para pelajar untuk saling gatong royong. Oleh karena itu, Ikfina berharap perlombaan tersebut dapat memperkuat karakter agar para pelajar lebih menghargai dan mencintai budaya asli Indonesia.
“Lebih ke arah pendidikan, penguatan karakter, harus ada satu kebanggaan negara kita menjadi tuam rumah. Dan kemudian anak-anak lebih menghargai dan mencintai yang sarat dengan budaya Indonesia,” ungkapnya. (cw)