IM.com – Bunda PAUD harus mampu memberikan pendidikan yang sesuai kebutuhan anak usia dini. Pemenuhan hak esensial anak juga dilaksanakan secara bersamaan dengan sistematis dan terintegrasi.
Demikian arahan disampaikan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dalam agenda Road Show Pembinaan Bunda PAUD Desa se-Kecamatan Jatirejo dan Gondang, Senin (21/11/2022). Kegiatan ini yang dilaksanakan Dinas Pendidikan ini guna mendorong terwujudnya Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI).
“Kebutuhan ini dipenuhinya harus secara bersamaan, sistematis dan terintegrasi,” ungkapnya.
Bupati Ikfina menjelaskan, Bunda PAUD merupakan sebuah predikat yang diberikan kepada istri kepala pemerintahan dan kepala pemerintahan perempuan. Sehingga di setiap jenjang hanya ada satu orang Bunda PAUD.
“Bunda PAUD adalah predikat yang diberikan kepada istri kepala daerah, kepala pemerintahan hingga kepala desa. Di setiap jenjang itu hanya ada satu Bunda PAUD,” ujarnya.
Negara pun membebankan tugas kepada Bunda PAUD, yakni untuk mengupayakan layanan anak usia dini berkualitas di wilayahnya masing-masing. Ikfina selaku Bunda PAUD Kabupaten Mojokerto pun menjelaskan tiga tugas tersebut.
Pertama adalah memberikan anak rasa aman. Menurutnya, Bunda PAUD harus memastikan bahwa layanan pendidikan anak usia dini ini aman.
Kedua adalah rasa nyaman. Bunda PAUD, lanjut Ikfina, harus memastikan anak usia dini harus merasa nyaman saat mengikuti proses pembelajaran.
“Ketiga adalah menjamin fasilitas perkembangan secara utuh terutama yang berhubungan dengan proses belajar mengajar ini,” terangnya.
Ikfina menyebut, Bunda PAUD merupakan figur sentral dalam mewujudkan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI). “Bunda PAUD adalah figur tokoh sentral yang mendorong upaya perwujudan PAUD yang berkualitas,” tandasnya.
Ikfina juga menjelaskan, kebutuhan esensial anak, yakni kebutuhan kesehatan, gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral emosional dan pengasuhan. “Kebutuhan ini lah yang harus dipenuhi secara bersamaan, sistematis dan terintegrasi,” tuturnya.
Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak tersebut, Ikfina menyebut, telah dilakukan. Namun apakah hal tersebut sudah dilakukan secara simultan, sistematis dan terintegrasi? Ikfina pun selanjutnya memaparkan sejumlah data.
“Mari kita lihat, apa semua anak-anak usia lima tahun itu datang ke posyandu? Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, yang datang ke Posyandu tidak sampai 60 persen, karena anak usia di atas dua tahun imunisasi sudah lulus, itu yang pertama, dan yang selanjutnya, ada yang sudah masuk sekolah. Otomatis tidak sampai 60 persen yang mendapat pelayanan kesehatan, gizi dan perawatan,” jelasnya.
Untuk memastikan anak-anak usia dini mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal dalam menunjung tumbuh kembang anak, Bupati Ikfina mengatakan, bakal membentul Posyandu di satuan PAUD.
“Pemkab Mojokerto akan memaksa satuan PAUD untuk mendirikan Posyandu di sekolah masing-masing, yang nantinya khusus untuk melayani murid-muridnya sendiri. Kita akan latih para pendidik PAUD dan memenuhi sarpras nanti, kami juga akan beri alat pemeriksaan visus untuk melakukan pemeriksaan pengelihatan anak,” terangnya.
Bupati Ikfina ingin, Posyandu di masing-masing satuan PAUD juga terintegrasi dengan Posyandu pada umumnya. “Hasil pemeriksaannya nanti tetap koordinasi dengan bidan desa untuk langkah lebih lanjut. Harapan kita semua, akan terlayani terkait pelayanan kesehatan kepada anak-anak,” harapnya.
Selain itu, Ikfina menambahkan, guru-guru PAUD nantinya juga harus melakukan parenting dimana parenting tersebut sama seperti yang dilakukan oleh kader BKB (Bina Keluarga Balita). “Guru-guru ini nanti juga akan melakukan parenting, parenting ini sama seperti BKB.
Nanti bisa lewat grup WhatsApp, sehingga BKB di luar nanti fokus anak-anak yang datang di Posyandu, yang tidak sekolah di PAUD nanti menjadi tanggung jawab Posyandu dan kader BKB,” jelasnya.
Bupati Ikfina menegaskan, bagaimana hal-hal yang diajarkan ke anak-anak usia dini ini pengasuhannya yang dilakukan di rumah dan di sekolah sama. Tak hanya itu, Bupati Ikfina juga meminta agar terkait fungsi perlindungan juga diajarkan kepada anak-anak usia dini.
“Yang perlu kita tanamkan ke anak-anak adalah terkait masalah perlindungan. Perlindungan terhadap kekerasan seksual. Baik di rumah atau sekolah, anak harus dididik untuk perlindungan diri sendiri. Mengajarkan anak-anak membentuk pertahanan diri, bagian-bagian tubuh tertentu yang tidak boleh dilihat atau disentuh oleh orang lain,” ujarnya.
Mengapa begitu penting memperhatikan PAUD-HI? Bupati Ikfina menjelaskan, proses pertumbuhan dan perkembangan sel saraf otak memiliki masa waktu tertentu. Dimana saat masa pertumbuhan dan perkembangan tersebut terlewat, maka sudah tidak bisa diulang.
“Proses pembentukan sel saraf otak sudah dimulai dari usia satu bulan kehamilan. Ini berkembang terus. Proses pertumbuhan dan perkembangan fungsi sel otak ada jadwalnya. Kalau sudah jadwalnya selesai ya selesai, tidak bisa ditunda,” tandasnya.
Bupati dengan latar belakang dokter ini pun mencontohkan, fungsi sel otak untuk pendengaran dan pengelihatan sudah mulai berkembang pada usia satu hingga tiga bulan sebelum bayi dilahirkan.
“Saya pernah bilang, stimulasi dalam kehamilan itu penting. Karena otaknya yang berfungsi untuk pendengaran dan pengelihatan ini sudah berkembang. Usia kandungan delapan bulan, menjadi perkembangan sel otak yang sangat luar bbiasa, maka dari itu stimulasi saat kehamilan sangat penting,” bebernya.
Ketika bayi lahir, lanjutnya, puncak pertumbuhan dan perkembangan di usia tiga bulan pertama setelah lahir. “Setelah usia tiga bulan, pertumbuhannya akan turun dan akan selesai saat anak usia enam tahun. Karena ini yang tidak bisa dilewatkan, maka tolong dimanfaatkan dengan betul.
Perkembangan paling kompleks, lanjut Ikfina, akan terjadi pada anak usia satu hingga enam tahun. menurutnya, fungsi otak yang paling kompleks puncaknya di usia satu sampai lima tahun
“Satu tahun, dua tahun ini juga puncak-puncaknya, saat dimana anak-anak di masa pendidikan PAUD,” tambahnya.
Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto ini pun kembali menekankan, ketika PAUD-HI ini tidak bisa terlaksana dengan maksimal, maka masa-masa penting membentuk karakter anak anak terlewatkan.
“Inilah ketika PAUD-HI tidak dilakukan, maka akan terlewat pendidikannya. Itulah yang membuat kita rugi, anak-anak yang kurang gizi ke depan tidak akan bisa maksimal. Kalau pertumbuhan dan perkembangan anak ini mencapai maksimal, di sekolahkan kemana dan dimana pun, pasti akan cerdas,” imbuhnya.
Dengan terwujudnya PAUD-HI di Kabupaten Mojokerto, Bupati Ikfina berharap, anak-anak Kabupaten Mojokerto akan sesuai dengan tujuan PAUD-HI, yakni sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia. (im)