IM.com – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Puri Kabupaten Mojokerto diserang wabah ulet bulu. Serangan itu mengakibatkan ratusan siswa mengalami gatal-gatal serta 16 rombongan belajar (rombel) terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring.
Ulat bulu yang menyerang ratusan siswa SMAN 1 Puri berasal dari sejumlah pohon mangga di halaman sekolah sisi selatan. Pantauan di lokasi pada Kamis (26/1/2023), beberapa ulet bulu yang berjatuhan dari pohon terlihat masih hidup dan menggeliat.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana SMAN 1 Puri, Purwoko Hadi Wasito mengatakan, sesungguhnya wabah ulet terjadi setiap tahun pada musim pancaroba. Namun, tahun ini lebih parah dibanding tahun sebelum-sebelumnya hingga mengakibatkan ratusan siswa mengalami gatal dan terpaksa dipulangkan.
Tahun ini, wabah ulet bulu telah dirasakan sejak dua minggu lalu. Serangan ulat bulu membuat para siswa gatal-gatal, suhu badan panas, dan kulit memerah. Kondisi ini mengharuskan siswa yang terdampak dipulangkan.
“Kemarin (26/1)) itu sempat siswa izin pulang sampai empat kelas. Masing-masing kelas berisi 36 siswa, yang terdampak sekitar 80 persennya siswa, akhirnya 4 kelas kami pulangkan. Mereka gatal-gatal, kulit merah, tubuhnya panas,” katanya.
Sebelumnya, pihak sekolah sudah mengantisipasi dengan menyemprot insektisida dan disinfektan. Akan tetapi tidak memampu memberantas ulat bulu. Sebab, penyebaran ulat bulu semakin menjadi-jadi dengan bantuan terpaan angin kencang.
Melihat hal itu, jelas Purowoko, pihaknya bersama tim lapangan SMAN 1 Puri melakukan pemantauan dan evaluasi pada Rabu malam. Ia menemukan banyak ulat bulu menempel di dinding dan masuk ke dalam rungan kelas. Akhirnya diputuskan kegiatan pembelajaran 16 rombel yang kelasnya di sisi selatan diberlakukan daring.
“Hari ini 16 kelas kita daringkan, kelas 10 ada 8 kelas dan kelas 12 IPA ada 7 kelas. Yang daring kelas sisi selatan saja,” jelasnya.
Rombel yang kelasnya tidak di sisi selatan, masih tetap mengukuti pembelajaran tatap muka seperti biasa. Namun, diimbau agar tidak mendekati area selatan sekolah.
Pihak sekolah pun melaporkan ke Badan Penanggulagan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Tim dari BPBD dan Damkar kabupaten Mojokerto telah melakukan penyemprotan cairan insektisida untuk mencegah ulat menyebar.
Meski telah dilakukan penyemprotan, masih terdapat siswa yang terdampak ulat bulu dan terpaksa dipulangkan. Kemungkinan, mereka tidak mengidahkan imbauan dari pihak sekolah.
“Tadi pagi masih ada murid-murid yang terdampak ulet bulu. Tadi kita izinkan ke bagian kurikulum setelah dapat rekomendasi dari UKS. Anak anak sudah diimbau jangan bergerak ke selatan malah ada yang ke sana,” ungkap Purwoko.
Sementara ini, belum dapat dipastikan pembelajaran daring bakal berlangsung sampai kapan. Purwoko menambahkan, pihak sekolah akan mengevalusi pada malam hari. Apabila kondisi sudah kondusif, pembelajaran tatap muka bisa diberlakukan kembali.
“Akan kita evaluasi lagi dengan tim. Saat ini kondisinya belum kondusif. Kalau sudah bersih dari ulat bisa masuk lagi anak-anak,” ujarnya.
Meski telah terjadi setiap tahun, pihak sekolah tidak akan menebang pohon mangga yang menjadi sarang ulat bulu. Pasalnya, sekolah SMAN 1 Puri memiliki Program Adiwiyata.
“Kalau ditebang tidaklah, karena sekolah adiwiyata. Kita akan melakukan pemangakasan saja. Toh ulat bulu juga makhluk hidup,” pungkasnya. (cw)