Pabrik Gula (PG) Gempolkrep adalah unit usaha PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang memiliki luas lahan binaan sejumlah 12.331,8 hektar (ha) dengan jumlah mitra petani binaan sebanyak 1.582 orang. Mereka terdaftar sebagai anggota di 35 koperasi yang tersebar di 4 Kabupaten yaitu Mojokerto, Jombang, Lamongan dan Gresik.
Edy menilai, peran PT Sinergi Gula Nusantara sebagai offtaker dalam lelang gula sangat strategis sehingga meningkatkan kepercayaan petani kepada PG Gempolkrep dalam kepastian penerimaan pendapatan (SHU). Hal ini berdampak pada animo petani untuk pasok bahan baku tebu ke PG Gempolkrep dengan jumlah yang cukup dan mutu yang berkualitas.
“Pabrik gula Gempolkrep hingga kini masih eksis di tengah kolapsnya sejumlah PG di Negeri ini. Ancaman alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dituding jadi salah satu biang kebangkrutan dilevel produsen,” tandasnya.
Tantangan lainnya, Edy mengakui, lahan produksi gula di PG yang membawahi Mojokerto, Jombang, Lamongan, dan Gresik sendiri terus merosot. Sementara target produksi gula PT Perkebunan Nusantara (PTPN) grup mencapai 4,6 juta ton. Produktivitas tebu PG Gempolkrep menurun 15–20 persen dibandingkan tahun 2022.
“Tingkat produksi gula tahun ini ada di kisaran 2,3 juta ton. Untuk menambah lahan produksi, pihak PTPN group harus menambah luasan setidaknya 179.000 hektare,” tegasnya.
Baca: Program Makmur Dongkrak Produksi Tebu di Mojokerto
Edy mengungkapkan, pihaknya masih berjuang mengupayakan perluasan lahan produksi. Salah satunya dengan bekerja sama dengan pihak Perhutani untuk melaksanakan alih fungsi lahan.
“Yakni dengan menggunakan lahan hutan produksi yang waktunya sudah diremajakan sebagai area tanam tebu, ” ujar Edy.