IM.com – Pemerintah Kota Mojokerto menerma kunjungan kerja para Kepala Puskesmas di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dan perwakilan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) Pusat. Agenda kunker untuk menimba wawasan terkait salah satu inovasi pelayanan publik Kota Mojokerto yang terintegrasi dalam Gerbang Layanan Informasi Terintegrasi (Gayatri).
Bertempat di Puskesmas Mentikan, Senin (15/1/2024), rombongan kunker dari Pemkab Bone mengkaji tentang penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) di Kota Mojokerto yang terintegrasi dalam Gayatri.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk; dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) dr. Farida Mariana MKes menyampaikan Pemkot Mojokerto sangat terbuka untuk berbagi ilmu dan aplikasi.
“Kami dari Kota Mojokerto siap berbagi. Karena kemanfaatan itu semakin besar Insyaallah pahala semakin besar. Berbagi ilmu kami siap, berbagi aplikasi pun Kota Mojokerto pun siap,” kata Farida.
Keberhasilan integrasi data dalam aplikasi Gayatri tidak hanya menjadikan Kota Mojokerto sebagian jujukan studi tiru berbagai instansi tetapi juga meraih berbagai penghargaan. Antara lain Top 15 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023, Regional Digital Health Leadership Terbaik 3 dalam Satu Sehat Award 2023, Capaian Terbaik 3 Konektivitas Simpus ke Satu Sehat.
Sekretaris Badan Eksekutif Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) Pusat Ir. Halik SidikDjibran menyampaikan ADINKES mempunyai misi untuk saling berbagi. Di mana Dinas Kesehatan (Dinkes) yang sudah bagus dapat menularkan ilmunya kepada Dinkes lain yang sedang belajar.
“Misi dari ADINKES ini yang menjadi dasar kenapa kita membawa Dinkes dari berbagai daerah, hari ini dari Bone Sulawesi Selatan datang kesini untuk mempelajari bagaimana Gayatri dalam implementasinya dengan Digitalisasi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas,” jelas Halik.
Halik menuturkan hal utama yang dapat ditiru dalam aplikasi Gayatri adalah sistem sekali input dalam satu aplikasi namun sudah terintegrasi dengan aplikasi yang lain terintegrasi juga dengan data Satu Sehat. Sehingga lebih emat tenaga dan data yang diinput lebih konsisten antara satu aplikasi dengan aplikasi yang lain.
“Gayatri sekali menginput di aplikasi sudah terintegrasi ke P-Care BPJS dan Satu Sehat-nya Kemenkes. Sehingga input data di banyak aplikasi sudah bisa disederhanakan di satu aplikasi. Data juga bisa lebih konsisten,” imbuhnya.
Jamaludin, salah satu peserta studi tiru mengungkapkan pihaknya akan segera menerapkan rekam medik elektronik. Oleh karena itu, mereka perlu melakukan kajian lebih mendalam ke Pemkot Mojokerto yang sudah lebih dulu menerapkan sistem pelayanan kesehatan tersebut.
“Kami sudah melihat dan mendengar tentang aplikasi yang digunakan semoga kami dapat mengambil apa yang menjadi tujuan kami. Ke depan insyaallah kami akan menerapkan rekam medik elektronik yang terintegrasi dengan Satu Sehat,” ungkapnya.(im)