IM.com – Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto dalam mewujudkan Zero New Stunting di tahun 2024 semakin terbukti. Hal tersebut terlihat dari terus menurunnya angka stunting hingga tersisa hanya 2,04 persen per Desember 2024.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan Laporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPBGBM) angka stunting di tahun 2019 sebesar 9,04 persen turun menjadi 7,71 di tahun 2020. Kemudian di tahun 2021 menjadi 4,84 persen dan 3,12 persen di 2022 hingga menyisakan 2,04 persen per Desember 2023.
Penjabat Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro mengatakan, capaian itu tidak lepas dari keberhasilan berbagai aksi dan program yang melibatkan berbagai stakeholder di lingkup pemkot instansi vertikal dan warga. Menurutnya, dengan gizi yang terpenuhi sejak dini, maka tumbuh kembang anak akan optimal.
“Sehingga kita tancap gas agar balita dan anak-anak Kota Mojokerto bebas dari stunting dengan harapan akan tercipta generasi unggul dan cemerlang di masa depan,” kata Ali.
Terbaru, upaya penurunan stunting dilakukan melalui aksi bakti sosial RABU (RAsanya ingin selalu sehat BersamamU). Dipimpin langsung oleh Pj Wali kota Moh Ali Kuncoro, pemkot menyalurkan bantuan makanan tinggi protein hewani untuk balita stunting di masing-masing kelurahan.
“Jadi setiap hari Rabu, saya bersama Kadinkes, Baznas, dan Prameswari turun langsung untuk menyalurkan makanan tinggi protein hewani, seperti ayam, telur, susu, dan beras,” ungkap Ali.
Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr. Farida Mariana menambahkan, selain bantuan permakanan rutin, pihaknya juga terus berinovasi dengan memformulasikan berbagai program intervensi. Misalnya Canting Gulo Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto).
Program terintegrasi tersebut yang dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu pascasalin, hingga balita dengan melibatkan lintas sektor. Inovasi itu juga terbukti berkontribusi dalam menekan angka stunting dari waktu ke waktu.