Lebih lanjut, Ali juga nenyebut jika persatuan sudah semestinya digenggam erat masyarakat Mojokerto. Mengungat, sebegaiamana fakta sejarah, semboyan Bhineka Tunggal Ika yang terus didengungkan hingga saat ini berasal dari Kitab Sutasoma yang ditulis Mpu Tantular di Era Kerajaan Majapahit, nenek moyang masyarakat Mojokerto.
Pihaknya tidak mengelak, jika perbedaan pasti kerap terjadi. Seperti beberapa waktu lalu, ketika masyarakat menghadapi pesta demokrasi Pemilu. Pada masa tersebut, perbedaan pilihan menjadi persoalan yang tidak bisa terhindarkan.
“Saat ini pemilu sudah selesai, saatnya kembali melebur. Bekerja bersama dengan luar biasa untuk membawa Kota Mojokerto menjadi yang terbaik, makin jaya dan melejit,” pungkas sosok yang akrab disapa Mas Pj ini. (uyo)