IM.com – Musim haji rupanya berdampak bagi penjual bumbu pecel di Jombang, Jawa Timur.
Betapa tidak, lidah masyarakat Indonesia kebanyakan tak cocok dengan masakan ala Timur tengah.
Oleh sebab itu, banyak sebagian warga yang hendak pergi ke tanah suci, membeli bumbu pecel sebagai bekal.
Produsen bumbu pecel, Muani (53) bersama suaminya Mukhtar (65) mulai merasakan kenaikan penjualan bumbu pecel yang sangat signifikan sejak musim haji tiba.
Pesanan terus berdatangan sejak bulan April kemarin, hal ini dirasakan pasutri asal Desa Dukuhklopo, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang.
Muani mengatakan, ia biasa memproduksi bumbu pecel sebanyak 40 kilogram perhari, sejak musim haji, Muani bisa memproduksi 60 kilogram perhari.
“Ini produksi bumbu pecel kemasan, pemesanan banyak biasanya 40 kilo sekarang produksi 50 sampai 60 kilo setiap harinya. Peningkatannya dua kali lipat,” kata dia. Jumat (10/5/2024).
Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu. Tentu saja sangat ekonomis untuk bekal pergi ke tanah suci.
“Dibuat bekal di sana dan lebih praktis, harga 11 ribu sama 12 ribu,” kata dia.
Rupanya pelanggan tak hanya warga lokal saja, melainkan sudah meluas ke luar daerah seperti Surabaya dan Jakarta.
“Pemesanan paling jauh dari Jakarta, Palembang dan Surabaya,” kata dia.
Dari usaha produksi bumbu pecel instan ini, ia mampu meraup omzet dan dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, betapa tidak, setiap bulannya ia mampu mendatangkan cuan jutaan rupiah.
“Alhamdulillah omzet kisaran Rp 5 juta sampai Rp 10 juta,” pungkasnya. (ima)