Maskot Pilwali Kota Mojokerto 27 November 2024. IM.com/Erik/
Maskot Pilwali Kota Mojokerto 27 November 2024. IM.com/Erik/

IM.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mojokerto meluncurkan maskot Kerto dan Kerti serta jingle pilkada 2024 pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mojokerto 27 November mendatang di GOR seni Mojopahit, Rabu (12/06/2024) malam.

Ketua KPU Kota Mojokerto, Saiful Amin mengatakan pemilihan maskot Pilwali Mojokerto 2024, Kerto diambil dari suku kata terakhir dari Mojokerto bermakna sejahtera bahagia. Kemudian, Kerti diambil dari suku kata terkahir yaitu pekerti.


“Kita berharap, pilkada Kota Mojokerto 2024 ini akan menghasilkan dan melahirkan pemimpin yang kemudian dia bisa mensejahterakan dan membahagiakan rakyat Kota Mojokerto. Sekaligus menjadikan Kota Mojokerto jauh lebih berbudi pekerti dimasa-masa yang akan datang,” tuturnya.

Lirik dari jingle dibuat dalam bahasa Jawa Mojokertoan dicampur lirik dalam bahasa Indonesia. Dalam jingle Pilwali Mojokerto 2024, terselip pesan moral untuk tidak memilih karena uang.

Dikatakan Amin, apabila memilih dikarenakan uang, orang baik orang pintar. Dan orang berkualitas tidak akan pernah bisa menjadi wakil rakyat atau menduduki jabatan esekutif.

“Kalau dulu para pemimpin di masa revolusi kemerdekaan dipenjara kemudian menjadi pemimpin. Maka banyak sekali sekarang ini menjadi pemimpin kemudian di penjara. Karena kenapa, ongkos politiknya sangat mahal. Apakah kita menyediakan calon pemimpin kita untuk duduk di kursi pesakitan. Hanya karena perilaku politik kita memilih berdasarkan uangnya,” tegas Amin.

Ia mengajak masyarakat Kota Mojokerto tanggal 27 November 2024 berbondong-bondong pergi ke TPS untuk menyalurkan suaranya, memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mojokerto periode 2024-2029 bukan karena yang, tapi berdasarkan kepatutan jadi pemimpin.

Sementara itu, Pj Wali Kota Mojokerto M Ali Kuncoro mengatakan masyarakat tidak terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik.

“Jangan sampai perbedaan pandangan perbedaan pilihan itu akhirnya membikin kita pecah, tidak guyub rukun, gontok-gontokan. Saya pikir tidak perlu, dan saya yakin masyarakat Kota Mojokerto sudah cukup dewasa untuk bagaimana melaksanakan Pemilu ini dengan baik, damai, tekun berintregritas,” tuturnya. (rik)

66

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini