Pabrik pupuk hayati, PT Enero di Jalan Raya Gempolkrep, Gedeg, Kabupaten Mojokerto yang sudah beroperasi lagi mulai Juni 2024 lalu.


IM.com – PT Energi Agro Nusantara (Enero) terus meningkatkan mutu dan keamanan dalam proses produksi ethanol fuel grade berbahan baku tetes tebu. Upaya ini sebagai wujud komitmen perusahaan dalam rangka mendukung program pemerintah terkait mandatori bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan.

PT Energi Agro Nusantara (Enero) senantiasa melakukan penyempurnaan untuk mewujudkan misi mendukung  program zero emission dalam pengurangan emisi carbon dan menjadi perusahaan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Dalam prosesnya, anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X ini selalu berkoordinasi intens dengan pihak-pihak terkait.

“Terutama lingkungan sekitar perusahaan, Dinas Lingkungan Hidup dan Polres Mojokerto Kota,” General Affair PT Enero I Dewa Gede Indra Kusuma Suntaka, Selasa (3/9/2024).

Pabrik pupuk Enero di Jalan Raya Gempolkrep, Gedeg, Kabupaten Mojokerto, mulai beroperasional lagi sekitar sejak Juni 2024 setelah sempat menghentikan proses produksi. Hal itu menyusul bahan baku tetes yang semakin langka.

Beroperasinya kembali produksi Pupuk Hayati Enero ini dapat membantu menyediakan alternatif bagi petani di tengah langkanya pupuk di pasaran.

“Produksi Pupuk Hayati Enero dapat membantu petani yang semakin kesulitan mendapatkan pupuk. Sehingga ikut berperan mendukung program ketahanan pangan nasional,” jelas Indra.

Pupuk Hayati Enero sebagai produk dan merk dagang sudah memliki izin edar dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia. Pupuk tersebut telah teraplikasikan seluruhnya pada berbagai komoditas pertanian (tebu, jagung, padi, palawija, karet dll) di lahan Hak Guna Usaha PTPN Group maupun lahan petani sejak beroperasi pada 2013.

Sebelumnya, beredar kabar kejadian air sungai menghitam dan bau di sekitar pabrik PT Enero. Diduga, peristiwa itu akibat pembuangan limbah produksi ke sungai.

Indra menjelaskan, ada saat proses produksi berjalan kembali, PT Enero mendapati ada peralatan blower yang memerlukan perbaikan sehingga reduksi sumber bau kurang maksimal. Maka, untuk meminimalisir aroma menyengat itu, PT Enero telah memasang dua unit blower.

Selain itu, imbuh Indra, perusahaannya tengah mempersiapkan blower cadangan dan menambah infrastruktur flare dari tiga menjadi lima unit yang menyala selama 24 jam. Utilitas tersebut berfungsi untuk mereduksi kemungkinan bau yang release di udara.

“Hal ini sesuai dengan arahan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto supaya segera bisa mengatasi permasalahan yang terjadi,” ungkap Indra. (im)

64

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini