Dua pasangan Calon Wali Kota Dan Wakil Wali Kota Mojokerto beradu visi misi dan program dalam debat publik di Ballroom Hotel Ayola, Jalan Benteng Pancasila, Kota Mojokerto pada Jumat (25/10/2024) malam.

IM.com – Adu argumen dan program dua pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mojokerto pada debat publik perdana, Jumat (25/10/2024) malam, berlangsung sengit. Sepanjang debat, pasangan Junaedi-Amin (Jamin) kerap menyisipkan kritikan kepada kandidat petahana, sedangkan Ning Ita-Cak Sandi cenderung menonjolkan hasil kerjanya sebagai incumbent.

Debat bertema ‘Menyelesaikan persoalan daerah dan memperkokoh NKRI serta kebangsaan’. dibagi menjadi segmen pemaparan visi misi dan menjawab pertanyaan. Pertama, kedua calon mendapat kesempatan memaparkan visi dan misi selama 2 menit 30 detik.

Pasangan calon Walikota-Wakil Walikota nomor urut 1, Junaedi Malik-Khusnun Amin, memaparkan visi misinya untuk membangun Kota Mojokerto menjadi lebih kuat, tangguh dan bermartabat. Paslon yang diusung partai tunggal, PKB, menegaskan akan berkoalisi dengan rakyat guna membangun pemerintahan yang bersih.

“Pemerintahan yang bersih itu dimulai dengan mengatur tata kelola birokrasi dan keuangan yang akuntanbel dan transparan. Pemimpin daerah adalah pelayan rakyat dan kami siap berkoalisi dengan rakyat untuk mewujudkan itu,” tandas Junaedi Malik.

Sementara paslon nomor urut 2, Ika Puspitasari-rachman Sidharta Arisandi dalam pemaparannya visi misinya akan melanjutkan capaian dan apa yang ingin diwujudkan oleh pemerintahan Ning Ita, sapaan karib cawali petahana. Misi tersebut dirumuskan ke dalam lima panca bakti dalam rangka mewujudkan kota Mojokerto yang lebih maju, sejahtera, berdaya saing, berkarakter dan berkelanjutan.

“Untuk maju, sejahtera dan berkelanjutan adalah bagian dari tujuan pembangunan nasional yang harus disukseskan oleh daerah di seluruh Indonesia. Karena itu, melaksanakan misi itu perlu bersinergi dengan pemerintah pusat dan Pemda Provinsi Jawa Timur,” kata Cawali nomor urut 2 Ika Puspitasari atau Ning Ita.

“Dan kami juga ingin membawa Kota Mojokerto dengan segala potensi dan keunikannya untuk menjadi kota yang berdaya saing dan berkarakter,” imbuhnya.

Usai pemaparan visi dan misi, pada segmen berikutnya, debat antar paslon berlangsung lebih dinamis. Mulai dari menjawab pertanyaan yang disiapkan oleh panelis sampai saling melempar pertanyaan dan tanggapan.

Dalam sesi tanya jawab, pasangan calon nomor urut 1 Junaedi-Amin (Jamin) mendapat kesempatan pertama untuk bertanya kepada rival politiknya. Pertanyaan menyangkut pola perencanaan kebijakan anggaran dari paslon nomor urut 2, Ning Ita-Cak Sandi dan bagaimana outputnya bagi masyarakat.

Menjawab pertanyaan lawannya, Cawali nomor urut 2, Ika Puspitasari mengatakan, pihaknya akan selalu membuat kebijakan anggaran yang sesuai prosedur dan mekanisme. Mulai dari perencanaan, kajian hingga pengalokasian dan belanja anggaran yang kemudian dibahas bersama dengan DPRD untuk disahkan menjadi  rencana pembangunan jangkah menengah daerah (RPJMD) selama 5 tahun ke depan.

“RPJMD ini yang menjadi guide (pedoman) bagi pemerintah daerah untuk melaksaankan program kerja selama 5 tahun ke depan. Kita tidak bisa keluar dari aturan tersebut,” jelas Ning Ita.

Selanjutnya, terang Ning Ita, Pemda merinci dan merumuskan belanja daerah sesuai dengan program kerja selama 5 tahun berdasarkan RPJMD tersebut. Dalam pelaksanaannya, lanjutnya, pemda akan mendapat pengawasan dari legislatif.

“Untuk merumuskan seberapa besar anggaran itu digunakan misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sarana prasarana, sosial dan lain sebagainya, sudah ada peraturan hukum yang berlaku dan wajib ditaati oleh pemda. Terkait dengan sasaran program kerja yang harus diutamakan, kita melihat skala prioritas di masing-masing titik dan kebutuhan masyarakat,” terangnya.

Jawaban Ning Ita langsung mendapat tanggapan kritis dari Junaedi Malik. Cawali nomor urut 1 ini menyatakan, kebijakan belanja anggaran pemda harus berlandaskan semangat membangun daerah dan mensejahterahkan masyarakat, bukan hanya untuk sarana pencitraan kepala daerah. Menurutnya, pemda harus berkomitmen memaksimalkan belanja yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh rakyat dan melakukan efisiensi pada pos belanja tidak langsung.

“Jadi kebijakan ini harus diawali dengan perencanaan program kerja yang lebih banyak menyentuh ke masyarakat. Sehingga belanja anggaran untuk kesejahteraan masyarakat akan lebih maksimal,” tandas mantan Wakil ketua DPRD Kota Mojokerto ini.

Berikutnya, giliran Ning Ita-Cak Sandi yang melemparkan pertanyaan kepada paslon nomor urut 1. Ning Ita menanyakan bagaimana cara pasangan Jamin meningkatkan perekonomian Kota Mojokerto dengan bebagai keterbatasan anggaran dan sumber daya daerah.

Junaedi Malik langsung merespon dengan pernyataan bahwa untuk meningkatkan perekonomian daerah tidak harus mengandalkan sumber daya alam. Sebagai gantinya, pasangan Jamin akan memaksimalkan potensi sumber daya manusia di Kota Mojokerto.

“Kami akan memberi sokongan dan penguatan yang konkrit pada pelaku UMKM dan industri mikro, karena hampir 50 persen perekonomian masyarakat Kota Mojokerto berputar di sektor ini. Kami akan menumbuhkan lebih banyak pelaku UMKM dan membantu pengembangan yang sudah ada,” tegas Junaedi.

“Kami juga akan ciptakan program akses modal lunak, kawasan-kawasan rama UMKM dan PKL, pembinaan dan akses pemasaran serta memberikan payung hukum yang jelas. Dengan dukungan dan penguatan yang maksimal dari pemkot bagi pelaku UMKM, maka kami yakin ekonomi kerakyatan akan semakin tumbuh,” tambah Junaedi.

Baca Juga: Debat Perdana Cawali-Cawawali Sukses, Ini Harapan KPU Kota Mojokerto

Debat perdana Cawali-Cawawali Mojokerto digelar KPU Kota Mojokerto di Ballroom Hotel Ayola, Jalan Benteng Pancasila, pada Jumat (25/10/2024) malam. Hingga akhir, acara berlangsung lancar dan tanpa kendala apapun. (rix/imo)

3

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini