IM.com – Ribuan pelajar SMA di Mojokerto Raya antusias mengikuti edufair yang melibatkan 77 perguruan tinggi se-Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ajang ini menjadi referensi bagi para calon mahasiswa untuk memilih fakultas dan program pendidikan favorit.
Edufair digelar Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Kabupaten/Kota Mojokerto di gedung olahraga (GOR) Majapahit, Balongsari, Magersari, Kota Mojokerto pada Selasa (7/1/2025). Dalam ajang itu, para pelajar di Mojokerto yang akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan bisa memilih dan menimbang fakultas dan program pendidikan favorit sesuai bakat dan minatnya.
Sebab, puluhan perguruan tinggi yang terlibat dalam Edufari 2025 ini menawarkan berbagai program unggulan kepada para pelajar SMA di Mojokerto selanjutnya. Mereka juga menyediakan informasi lengkap terkait cara pendaftaran, keuntungan, keungulan hingga biaya hidup di daerah domisili perguruan tinggi itu.
“Acara ini memang untuk memberikan informasi yang lengkap terkait perguruan tinggi kepada pelajar di Mojokerto,” kata Ketua Panitia Edufair Agus kepada IM.com di lokasi, Selasa (7020251).
Acara seremoni Edufair 2025 dibuka pada pukul 08.00-13.00 WIB. Sebanyak 77 stan perguruan tinggi, swasta maupun negeri se Jatim dan daerah istimewa Yogyakarta (DIY) berjejer di dalam GOR Majapahit.
Ribuan pelajar dari unsur SMA, SMK dan MA se-Kabupaten/Kota Mojokertoantusias menyerbu lokasi dan menjaring informasi program unggulan yang ditawarkan setiap perguruan tinggi. Staf perguruan tinggi yang ikut dalam acara itu juga berperan aktif memaparkan program-program unggulan untuk menarik minat para pelajar.
“Di sini pelajar langsung bisa milih dan bisa langsung daftar juga. Karena ada beberapa universitas yang sudah membuka pendaftaran,” ucap Agus.
Agus mengungkapkan, kebanyakan para pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal itu karena mereka ingin mengembangkan bakat dan kemampuannya.
“Misalnya ketika siswa minat di bidang kewirausahaan, kemudian ingin mengembangkan minatnya, pihak perguruan tinggi akan membantu dan mengarahkan,” terangnya.
Menurut Agus, tujuan edufair ini digelar karena tak semua pelajar bisa menjangkau dan mengali informasi terkait dunia perkuliahan. Salah satunya, soal adanya beasiswa yang dapat diraih dari jalur prestasi maupun kartu Indonesia pintar (KIP).
“Padahal keuntungan dari beasiswa KIP ini setiap pelajar dapat menjalani kuliah dari awal hingga akhir secara gratis,” ujarnya.
Selain itu, setiap bulan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tersebut akan mendapatkan pesangon dari pemerintah. Beberapa perguruan tinggi, akan menawarkan hal tersebut jika para pelajar berminat.
“Hal-hal semacam ini kan, banyak anak yang enggak tau, melalui acara ini lah pelajar bisa mendapatkan banyak informasi terkait itu,” tutur Agus.
Berdasarkan pengalaman, Agus menilai ada beberapa indikasi yang menyebabkan para pelajar enggan untuk kuliah. Seperti terlalu banyak teori ketimbang praktiknya.
Nah, untuk mengakomodir keinginan calon-calon mahasiswa era sekarang, ada beberapa perguruan tinggi yang lebih memprioritaskan praktik daripada teori.
“Jadi banyak lah yang bisa digali oleh para pelajar dari kegiatan ini, tinggal siswanya sendiri berminat atau tidak,” ujarnya.
Kegiatan edufair ini sudah kelima kali digelar di Mojokerto. Agus berharap, acara seperti ini bisa mmemotivasi para pelajar yang ada di Kabupaten/Kota Mojokerto untuk melanjutkan pendidikan serta meningkatkan kualitas dan skillnya di perguruan tinggi.
“_aling tidak punya kemampuan atau skill yang didapat dari kuliah nanti. Supaya ada gambaran pekerjaan yang lebih baik, otomatis nanti dari segi ekonominya akan terangkat,” pungkasnya. (sis/imo)