Petugas dibantu PMI dan warga mengevakuasi jenazah korban, Mulyono, dari TKP di area sawah Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.

IM.com – Naas menimpa, Mulyono (55), warga Dusun Kangkung, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Korban yang bekerja menjadi petani tewas tersambar petir saat sedang menggarap sawahnya, Selasa (14/11/2025).

Jasad korban pertama kali ditemukan anaknya, Didin Ahmadi (25), dalam kondisi sudah tubuh terlentang di tengah lahan sawah miliknya sekitar pukul 16.00 WIB. Melihat kondisi ayahnya yang sudah terbujur kaku, sang anak berteriak minta tolong ke warga untuk membantu mengevakuasi jenazah ke rumah duka.

“Korban ditemukan oleh anaknya sudah tidak bernyawa di area lahan persawahan miliknya. Lokasinya tidak jauh dari jaringan sutet di Dusun Banjarmlati, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar,” kata Kapolsek Mojoanyar, AKP. Armana, Selasa (14/1/2025).

Armana mengatakan, dari hasil olah TKP dan pemeriksaan awal pada jasad Mulyono, ditemukan adanya kulit yang mengelupas akibat sengatan listrik di lutut kaki kiri dan leher korban. Selain itu, terdapat luka di bagian ketiak seperti terbakar.

“Diduga korban meninggal dunia karena tubuhnya tersambar petir saat melakukan aktifitas mencangkul lahan sawah miliknya saat kondisi cuaca hujan,” ujarArmana

Armana mengungkapkan, sebelum peristiwa naas itu menimpa korban, sang istri sempat mengingatkannya agar segera pulang. Mengingat mendung yang menggelayut dan akan turun hujan.

“Namun korban tidak menghiraukan dan tetap melakukan aktifitas mengerjakan sawahnya,” ucap Armana.

Hingga akhirnya hujan benar-benar mengguyur deras disertai sambaran petir. Tak lama kemudian, anaknya mencari dan menemukan tubuh korban sudah terbaring kaku tidak bernyawa di area persawahan.

Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke perangkat desa dan diteruskan ke petugas Polsek Mojoanyar. Setelah dilakukan olah TKP, warga dibantu petugas TNI dan Polri, PMI Kabupaten Mojokerto bersama warga mengevakuasi jenazah korban ke rumah duka.

“Pihak keluarga sudah memberikan pernyataan tertulis, tidak menghendaki dilakukan otopsi dan menerima kejadian menimpa korban merupakan musibah,” pungkas Armana. (tyan/imo)

107

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini