

IM.com – Pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuh kembangkan karakter yang baik bagi peserta didik. Pengembangan karakter dapat dibentuk melalui budaya sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai luhur pendahulu bangsa, utamanya Majapahit sebagai leluhur masyarakat Mojokerto.
Penanaman karakter kepada peserta didik diperlukan taktik ataupun strategi yang tepat agar dapat terlaksana dengan baik. Pelaksanaannya diatur secara bertahap, terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Membangun karakter dan budaya sekolah yang baik tidak bisa lepas dari komponen sekolah, tidak dapat dilakukan secara individu namun perlu keterlibatan bersama untuk diterapkan kepada peserta didik. Budaya sekolah juga menduduki peran penting untuk mengembangkan karakter siswa.
Dalam proses membangun karakter dan budaya sekolah, bukan hanya guru dan siswa saja yang berperan aktif dalam mengembangkan budaya sekolah yang berkarakter. Melainkan juga seluruh warga sekolah yang ada juga memiliki tanggung jawab untuk merealisasikan hal tersebut.
Berpedoman pada prinsip pendidikan yang berbudaya dan berkarakter untuk membangun generasi muda bangsa yang unggul itulah, SMA Negeri 1 Kutorejo berkomitmen bersama seluruh stakeholder-nya untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Sekolah yang terletak di Jalan Lapangan No. 02 Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto mengusung visi dan misi menciptakan proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
Serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, Dalam merealisasikan visi misi tersebut, SMAN 1 Kutorejo yang membina 30 rombongan belajar siswa sudah dilengkapi dengan fasilitas sarana dan prasarana yang cukup baik.
Pembentukan Karakter Majapahit Lewat Program Wiyata Mandala
Penumbuhan karakter pada peserta didik selalu dilaksanakan dengan berfokus pada 3 budaya, yaitu Budaya Imtaq, Berwirausaha dan Hidup Sehat. Dalam hal ini SMA Negeri 1 Kutorejo dalam proses pengembangan karakter dan budaya berbasis Majapahit yaitu dengan program sekolah Wiyata Mandala.
Kata Wiyatamandala terdiri dari dua bagian kata, yaitu “Wiyata” dan “Mandala”. Kata “Wiyata” mempunyai arti pelajaran atau pendidikan. Adapun kata “mandala” mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Jadi kata “Wiyatamandala” mengandung arti lingkungan pendidikan/pengajaran.

Dengan demikian “Wawasan Wiyatamandala” diartikan sebgai suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran. Berdasarkan pengertian Wawasan Wiyatamandala adalah suatu pandang atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran, maka wawasan wiyatamandala mempunyai makna yang sangat dalam dan strategis sebagai lingkungan pendidikan.
Salah satu makna itu menuntut sekolah untuk memiliki sarana dan prasarana yang cukup dan baik dan terciptanya lingkungan aman, bersih, tertib, indah, sejuk dan segar. Apabila hal-hal tersebut terpenuhi dan terbina baik, maka keberhasilan pendidikan akan terwujud dan menghasilkan tenaga kader pembangunan bangsa dan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan Wiyata Mandala agar seluruh siswa dapat berperan aktif dalam meningkatkan fungsi sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Aktivitas dan kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, saling asih, dan saling asuh yang dibimbing oleh kepala sekolah dan guru yang dapat mendorong semangat dan minat belajar.
Hal tersebut bisa berupa pemerataan kesempatan mendapatkan transfer of knowledge, maupun transfer of experience, tanpa membedakan baik dari segi kemampuan ekonomi, intelegensia, dan juga fisik (gagasan sekolah inklusi).
Membangun karakter budaya berbasis majapahit dan berwawasan wiyata sekolah mandala merupakan sebuah konsep yang menarik dan memiliki potensi besar dalam melestarikan dan mengembangkan budaya majapahit. Di dalam dunia pendidikan terdapat aspek yang dapat dipertimbangkan dalam membangun karakter dan budaya majapahit, salah satu aspek yang dapat diambil yaitu aspek pendidikan berkarakter.
Pendidikan karakter berbasis majapahit merupakan pendidikan karakter yang berorientasi pada pengembangan akal budi dan karakter spiritual serta mengembangkan nilai-nilai majapahit seperti kejujuran, kerja keras, dan kepedulian sosial. Mengintegrasikan sejarah majapahit ke dalam kurikulum pendidikan dianggap perlu karena peserta didik diharapkan dapat mengembangkan karakter yang mencerminkan budaya majapahit tersebut sebagai bentuk melestarikan sejarah bangsa dan melahirkan generasi yang berkarakter kuat dan intelektual.
SMA Negeri 1 Kutorejo dalam membangun karakter budaya berbasis Majapahit dan berwawasan Wiyata Mandala melalui pembangunan sarana prasarana dalam hal ini yaitu Gerbang (Gapura) Taruna Wilwatikta. Pembangunan tersebut sebagai bagian dari aspek karakter dan budaya Majapahit, yaitu Gerbang Taruna Wilwatikta.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata Taruna adalah Muda, sedangkan Wilwatikta adalah nama sansekerta dari Kerajaan Majapahit. Kata Wilwatikta sendiri berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang terdiri dari kata “wilwa” yang berarti buah maja, sedangkan “tikta” berarti pahit.
Pembangunan Gerbang (Gapura) Taruna Wilwatikta Majapahit merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan budaya majapahit. Pembangunan gerbang ini diharapkan dapat menjadi symbol kebanggaan dan identitas budaya majapahit, menjadi pusat pendidikan dan pengembangan karakter majapahit termasuk nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan kepedulian sosial, serta pelestarian budaya majapahit termasuk bahasa, sastra, dan kesenian di SMAN 1 Kutorejo.
Dengan demikian pembangunan gerbang taruna wilwatikta dapat menjadi salah satu cara untuk membangun karakter dan budaya di lingkungan sekolah dengan berbasis Majapahit. Pembangunan gerbang ini juga tidak lepas dari harmonisasi Orang Tua/Wali Peserta Didik Kelas X yang ikut berpartisipasi dalam membangun karakter budaya dan berwawasan wiyata mandala di SMAN 1 Kutorejo. (*)