
IM.com – Sebanyak 278 pasangan menikah dini sepanjang tahun 2024. Ironisnya, sebagian besar penyebab pernikahan muda itu karena calon pengantin perempuan sudah hamil duluan.
Tersebab hamil dulu tersebut, pasangan pengantin harus mengajukan dispensasi nikah dini ke Pengadilan Agama (PA) Mojokerto. Data terkait pernikahan dini merujuk catatan Kementerian Agama) Kabupaten Mojokerto.
“Hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas, menjadi penyumbang angka tertinggi pengajuan dispensasi nikah (diskah),” Kasi Bimbingan Islam Kemenag Kabupaten Mojokerto, Mukti Ali, Selasa (18/2/2025).
Kemenag mencatat, dari 278 pengajuan diskah, sebanyak 224 diajukan oleh mempelai wanita. Sedangkan dari pihak pria tercatat ada 54.
Mukti menyebutkan, angka paling tinggi diskah ada di Kecamatan Ngoro, yaitu 52 pasangan. Disusul Kecamatan Gondang dengan 31 pasangan, Kutorejo 22 pasangan, dan Pungging sebanyak 21 pasangan.
“Angkanya menurun dari tahun lalu. Namun, masih didominasi oleh faktor pergaulan bebas,” jelas Mukti.
Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 362 pasangan di Kabupaten Mojokerto yang menikah dini atau di bawah 19 tahun. Baik laki-laki maupun perempuan.
Selain faktor pergaulan bebas, ketakutan orang tua tidak mampu membiayai kehidupan anaknya hingga dewasa juga menjadi alasan tingginya angka pernikahan dini. Bahkan, faktor ini seolah telah menjadi kultur di kalangan masyarakat, khususnya di daerah pelosok atau terpencil.
“Kami terus memberikan edukasi tentang pencegahan pernikahan dini, khususnya di tingkatan pelajar di daerah-daerah pedesaan,” tandasnya.
Diketahui, dispensasi nikah wajib dikantongi para calon pengantin muda sebelum bisa menikah. Khususnya, bagi mempelai wanita yang usianya belum mencukupi, yakni minimal 19 tahun sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan.
Jika kurang dari batas usia tersebut, maka setiap mempelai wajib meminta izin hakim PA untuk menjalani sidang diskah sebelum bisa mengajukan pencatatan pernikahan di depan penghulu. (sis/imo)