
IM.com – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) Kota Mojokerto resmi dilantik pada Rabu (16/7/2025) dalam sebuah prosesi khidmat yang berlangsung di Ruang Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto.
Pelantikan dipimpin langsung Ketua DPD KKI Jawa Timur, Mieke Sifora, yang menetapkan Dewi Ratna Wati Gaguk Tri Prasetyo, istri Sekdakot Mojokerto sebagai Ketua DPC KKI Kota Mojokerto untuk masa bakti 2025–2030. Penetapan ini merujuk pada Surat Keputusan DPP KKI No. 011/SK-KKI/VII/2025.
Prosesi pelantikan dihadiri sejumlah tokoh perempuan dan pejabat organisasi wanita, termasuk Ketua Persit KCK Koorcab REM 082 Fully Claudia Batara Alex Bulo, Ketua TP PKK Kota Mojokerto Lina Desriana Arisandi, Ketua Persit KCK XXX DIM 0815 Mojokerto Fanny Rully Noriza, serta Ketua Bhayangkari Cabang Mojokerto Kota Citra Herdiawan.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, hadir secara langsung dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas kehadiran KKI sebagai elemen baru dalam jaringan organisasi perempuan di Kota Mojokerto.
”KKI akan memperkaya peran perempuan dalam berbagai bidang, termasuk pelestarian budaya. Saat ini sudah ada 36 organisasi perempuan yang tergabung dalam GOW, dan KKI akan menjadi kekuatan tambahan yang strategis,” ujar Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita.
Ia menekankan bahwa peran perempuan sangat signifikan dalam pembangunan daerah, terlebih mengingat penduduk perempuan di Kota Mojokerto mencapai 50,7 persen dari total 132.343 jiwa berdasarkan Sensus Penduduk 2020.
Mengangkat slogan Berdaya, Berbudaya, dan Penuh Makna, Ning Ita menilai KKI memiliki posisi penting dalam menjaga tradisi. “Berdaya artinya aktif berperan. Berbudaya berarti menjunjung warisan leluhur. Dan penuh makna adalah kontribusi nyata perempuan dalam pelestarian budaya yang memberi nilai tambah bagi bangsa dan negara,” jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa kehadiran KKI sejalan dengan salah satu dari lima arah pembangunan Kota Mojokerto 2025–2029, yakni pelestarian budaya sebagai bagian dari Panca Cita. “Ini momen yang tepat. KKI bisa menjadi mitra strategis dalam mewujudkan cita-cita tersebut,” tambahnya.
Dalam konteks lebih luas, Ning Ita menyinggung peluang kolaborasi budaya antarnegara, seperti yang pernah dilakukan melalui penampilan budaya Mojokerto di Thailand. Dengan kebaya yang kini diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh dunia, KKI diharapkan mampu memainkan peran aktif dalam diplomasi budaya.
“Saya percaya, di bawah kepemimpinan Ibu Mieke Sifora di tingkat provinsi dan Ibu Dewi Ratna Wati di Kota Mojokerto, KKI akan menjadi bagian penting dalam mengharumkan nama Mojokerto di tingkat nasional, bahkan internasional,” pungkasnya. (kim)