IM.com – Universitas Islam Majapahit (UNIM) Mojokerto menginisiasi program edukasi dan pelatihan konservasi air hujan di Desa Plosobuden, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan.
Program ini dipimpin Eko Sutrisno, bersama Ainin Bashiroh, dan Yanuarini Nur Sukmaningtyas, sebagai bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek RI) 2025.
Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (29/7/2025) ini dihadiri puluhan warga, termasuk ketua RT, anggota LPM, BPD, Karang Taruna, tokoh masyarakat, dan perangkat desa.
Mengusung tema “Optimalisasi Air Hujan sebagai Sumber Alternatif Air Bersih Rumah Tangga”, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga dalam memanfaatkan air hujan secara aman dan berkelanjutan.
“Di Plosobuden, saat kemarau warga masih bergantung pada pasokan air dari telaga melalui PAMSIMAS. Padahal curah hujan di sini cukup tinggi setiap tahun. Air hujan bisa jadi solusi jika dikelola dengan tepat,” ujar Eko Sutrisno, Sabtu (9/8/2025).
Pelatihan mencakup cara menghitung kebutuhan air bersih keluarga selama musim kemarau, pembuatan saringan sederhana, hingga perawatan sistem penampungan. Tim UNIM juga mendemonstrasikan sistem pemanenan air hujan sederhana menggunakan bahan yang mudah didapat, serta membagikan perangkat ke warga.
Sebagai tahap awal, sebelas rumah dipilih menjadi proyek percontohan pemasangan instalasi panen air hujan. Tim UNIM mendampingi proses pemasangan, dengan harapan program ini dapat direplikasi secara mandiri oleh warga lain.
Menurut Eko Sutrisno, solusi pengelolaan air tidak harus mahal atau berskala besar.
“Bisa dimulai dari atap rumah, talang air, dan ember plastik. Yang penting ada pengetahuan, kemauan, dan kerja sama,” pungkasnya.
Kepala Desa Plosobuden, Abdul Wachid, mengapresiasi program ini. “Kami terbantu sekali. Ke depan, kami ingin sistem ini diterapkan tidak hanya di rumah, tapi juga di musholla dan posyandu,” katanya.
Salah satu penerima bantuan, Siti Aminah, mengaku terbantu. “Dulu saat kemarau, kami sering kekurangan air. Sekarang air hujan bisa dimanfaatkan untuk mencuci dan menyiram tanaman,” ucapnya.
Ketua BPD Plosobuden, Siti Maryam, menambahkan bahwa pihaknya akan mendorong pembahasan perluasan program di musyawarah desa.
“Ini bukan hanya membantu kebutuhan warga, tapi juga memberikan pengetahuan baru,” ujarnya.
Program ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-6: Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak. (sip)