IM.com – Polres Kota Mojokerto terus berupaya mengungkap modus pembobolan ATM bank yang masih marak terjadi di Mojokerto. Seperti yang dialami seorang nasabah Bank BRI, Andik Ariyanto (32), warga Desa Betro, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.
Andik Ariyanto kehilangan saldo Rp 6,2 juta setelah membantu seseorang yang mengaku kesulitan mengambil uangnya di ATM BRI di halaman RS Gatoel, Jalan Raden Wijaya, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
Kasat Reskrim Polres Kota Mojokerto, AKP Andria Diana Putra mengatakan, aksi pembobolan ATM itu terjadi pada Jumat (7/10) sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu korban seorang diri mampir ke mesin ATM BRI di halaman RS Gatoel untuk mengambil uang tunai.
“Setelah korban memasukkan kartu ATM, tampilan di layar mesin beda dari biasanya. Muncul (pada layar mesin ATM) seolah-olah eror, ada perintah tekan tombol ini itu diawur saja sama korban. Kemudian kartunya tak bisa keluar,” kata Andria.
Kontan kejadian itu membuat korban panik. Menurut Andria, pada saat bersamaan datang seorang pria yang belum diketahui identitasnya menghampiri korban. Pria asing yang diduga salah seorang pelaku itu membujuk korban agar mencoba mencairkan uang supaya kartu bisa keluar.
“Kemungkinan saat korban memasukkan nomor PIN ATM diintip pelaku. Karena setelah dicoba, tetap tidak bisa keluar uang, kartu juga tak bisa keluar. Kemudian pria itu keluar dari halaman RS Gatoel,” terangnya. Tak juga bisa mendapatkan kartu ATM miliknya, korban memilih meminta bantuan ke satpam rumah sakit.
Saat baru keluar dari bilik ATM menuju pos satpam, korban melihat pria asing lainnya yang masuk ke dalam bilik. Namun, korban mengabaikan orang tersebut lantaran mengira mesin ATM BRI sedang rusak.”Saat korban kembali ke bilik ATM, kartu sudah dibobol. Kerugian korban Rp 6,2 juta berdasarkan bukti pengambilan dari bank BRI. Sisa saldo di rekening korban hanya Rp 15.000,” ujarnya.
Berdasarkan keterangan korban dan rekaman CCTV di bilik ATM BRI, lanjut Andria, pelaku diperkirakan berjumlah dua orang. Menurut dia, pelaku lebih dulu masuk ke bilik ATM untuk memasang ganjal pada slot kartu. Selain itu, pelaku juga merekayasa tampilan layar mesin ATM sehingga muncul peringatan eror saat digunakan oleh korban.
“Modus pelaku memasang ganjal pada slot kartu ATM, tapi pengganjalnya tidak ditemukan. Karena sudah diambil pelaku sekaligus kartu ATM milik korban,” terangnya.
Dari keterangan pihak bank, kata Andria, saldo di rekening korban dicairkan pelaku dengan cara tunai dan transfer. Yang dicairkan tunai Rp 2,5 juta. Sementara sisanya ditransfer pelaku ke 6 rekening bank berbeda. “Setelah kami cek bukti transaksi, hanya ada nomor rekening saja, belum tahu rekening bank apa. Bank BRI juga belum bisa memastikan rekening tersebut dari bank apa,” tuturnya.
Andria menambahkan, aksi komplotan pembobol ATM ini tergolong lihai. Dari rekaman CCTV, pelaku hanya butuh waktu sekitar 2-3 menit untuk mencairkan dan mentransfer saldo korban ke rekening lain. Selain itu, wajah pelaku juga tak terdeteksi dalam rekaman CCTV di dalam bilik ATM.
Namun, pihaknya terus berupaya untuk mengungkap kasus ini.”Dugaan kami pelaku sengaja menutupi kamera CCTV pada bagian atas layar mesin ATM sehingga tak nampak wajah pelaku. Hanya nampak di rekaman kamera sisi atas,” pungkasnya. (bud/uyo)