IM.com – Gubernur Soekarwo meminta pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Timur untuk menghentikan bantuan subsidi yang bersifat konsumtif kepada Petani/Peternak. Alasannya, bantuan semacam itu hanya akan berakhir menjadi komoditas konsumtif yang dijual di pasaran, tetapi tidak memberi dampak langsung untuk pengembangan produktifitas peternakannya.
Sebagai contoh, gubernur menyebutkan bantuan dana yang selama ini dikucurkan pemda untuk peternak penggemukan sapi. Menurut Soekarwo, bantuan tersebut hanya bersifat konsumtif.
“Para bupati setop beri bantuan penggemukan sapi karena nanti hanya akan berhenti menjadi daging konsumsi,” kata Soekarwo ketika menjadi pemateri pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur di Surabaya kemarin (28/11/2018).
Jatim termasuk provinsi yang menjadi ladang sapi terbesar di Indonesia. Kementan mencatat, sebanyak 27 persen populasi sapi nasional berasal dari Jatim. (Baca: Mentan Apresiasi Jatim Sumbang 27 Persen Populasi Sapi Nasional).
Peternakan penggemukan sapi di antaranya ada di Kabupaten Mojokerto. Ternak penggemukan sapi tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Jatirejo, Gondang dan Dawarblandong.
Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini menjelaskan, seharusnya pemerintah daerah memberi bantuan yang bisa menunjang produktifitas peternak. Pakde mencontohkan skema Loan Agreement oleh pemerintah dari dana APBN/APBD bisa digunakan dan dikelola menjadi kredit bunga murah.
“Dengan skema itu, bantuan itu tidak hilang begitu saja menjadi daging yang dijual,” ujarnya.
Soal kemungkinan sektor pertanian/peternakan yang akan sulit mengakses kredit perbankan jika mengambil skema bantuan tersebut karena ketidakpastian jaminan, Soekarwo meyakinkan pemerintah yang harus mengambil peran tersebut. Menurutnya, pemerintah harus mengambil instrumen tersebut agar UMKM terutama sektor pertanian/peternakan dapat tersentuh kredit modal.
“Loan agreement tersebut merupakan bagian dari cara Jatim dalam memperkuat diri sebagai produsen dan bukan sebagai target pasar,” tuturnya. (sun/im)