IM.com – Menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru, harga ayam potong di Mojokerto terus meroket. Naiknya harga ayam sudah dirasakan masyarakat sejak memasuki bulan Desember ini.
Pada awal bulan ini, harga ayam potong sudah menyentuh harga Rp 30.000/kg, dan sekarang naik mencapai Rp 35.000/kg.
Adi (38), pedagang ayam potong asal Mojokerto menjelaskan bahwa naiknya harga potong ini tidak bisa dihindari. Sebab, dirinya juga pasrah dengan harga yang ditetapkan dari tengkulak.
“Ada tengkulak yang mengantar dari Jombang. Kita juga tidak bisa berbuat apa-apa mas, karena memang sudah harga dari sananya. Saya juga tidak ingin rugi dengan menurunkan harga ayam potong secara pribadi,” ujarnya.
Kendati demikian, daya beli masyarakat masih stabil, bahkan cenderug meningkat. Pasalnya menurut Adi, saat ini banyak momen di masyarakat, khususnya hajatan, yang membutuhkan daging ayam sebagai olahan.
Namun kondisi berbeda dirasakan Irawati (42) terkait naiknya harga ayam. Pedagang bubur ayam ini mengeluhkan tingginya harga ayam potong setiap momen Natal dan Tahun Baru. Dirinya bahkan memprediksi kenaikan harga ayam ini akan terus meroket hingga memasuki Tahun Baru 2019.
“Ya pasti mengeluh mas. Bingung bagaimana untuk mengolahnya sehingga tidak rugi. Kan ini saya olah lagi untuk bubur ayam. Kalau saya kurangi porsinya, pasti diprotes pelanggan saya.Tapi kalau tidak dikurangi, saya gak dapat apa-apa,”ujarnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Irawati berharap agar harga ayam bisa dikontrol sehingga tidakmerugikan pedagang ayam olahan. “Harapannya ya agar tidak naik lagi,bahkan kalau bisa turun. Kasihan juga pedagang yang lain,” tandasnya. (joo/uyo)