IM.com – Gusar dan berang, reaksi yang ditunjukkan KH Asep Saifuddin Chalim setelah mendengar PPP bakal melemparkan rekomendasinya ke pasangan Yoko Priyono-Chairun Nisa. Pimpinan Ponpes Amanatul Ummah itu merasa dipermainkan dan martabatnya diinjak-injak jika rekomendasi yang diklaim untuk pasangan Ikfina Fahmawati-Muhammad Al Barra (Ikbar) akhirnya diberikan ke calon lain.
Reaksi keras Kiai Asep bukan tanpa alasan. Sebab, ia sebelumnya sudah yakin dan menyebarkan ke pubik bahwa rekom PPP sudah ada di tangannya. (Baca: Kiai Asep Klaim Kantongi Rekom Tiga Partai untuk Ikbar, Demokrat Menyusul).
“Rekom itu sudah pasti untuk Ikbar. Tapi sekarang tiba-tiba informasinya ke calon lain, bagaimana dengan hasil konvensinya?,” tandas Kiai Asep bertanya-tanya terkait kabar PPP menjatuhkan rekom untuk Yoko-Nisa, Minggu (15/3/2020).
Hasil konvensi yang dimaksud Kiai Asep adalah suara dari Pengurus Anak Cabang (PAC) PPP se-Kabupaten Mojokerto yang mayoritas mendukung pasangan Ikbar. Putra Kiai Asep, Muhammad Al Barra yang mendampingi Ikfina menang mutlak dengan meraih 14 dukungan dari 18 PAC yang ada di Kabupaten Mojokerto. Sisanya berlabuh ke pasangan Yoko-Nisa.
“Kalau pada akhirnya rekom diberikan ke pasangan lain, ini sangat memalukan bagi PPP,” kata Kiai Asep saat ditemui awak media.
Bagi Kiai Asep, hasil kovensi yang tidak dianggap sama saja dengan menginjak martabatnya dan harga diri sang anak (Barra). Karena sudah berjuang meraih kepercayaan publik, khususnya mayoritas PAC PPP. Terlebih, konvensi itu tidak gratis.
“Untuk apa melakukan konvensi kalau hasilnya tidak dipakai (rekom). Apalagi setiap calon bayar Rp 25 juta (Rp 50 juta per pasangan calon) itu. Saya tidak terima haga diri anak saya diinjak-inak seperti itu,” tandasnya.
Dipicu kemarahan itu, Ketua Umum Persatuan Guru NU (Pergunu) itu tidak segan membeber sikap politik PPP yang dianggapnya tidak bermoral dan menciderai demokrasi.
“Saya akan marah kalau kabar (rekom PPP diberikan ke calon lain). Itu sangat tidak berakhlak. Saya akan buka semua kebusukan ini ke seluruh Indonesia,” ujarnya geram.
Namun sebelum kemarahannya sungguh diledakkan seperti itu, Kiai Asep masih menunggu kebenaran kabar tersebut dari keputusan akhir PPP. Sembari itu, kiai yang namanya sempat terseret kasus jual beli jabatan Kepala Kanwil Kemenag Jatim Haris Hasanudin dengan mantan Ketum PPP M Romahurmuiy (Romy) itu akan menempuh jalur negosiasi lebih serius dengan DPP PPP.
“Saya segera menemui Pak Suharso Monoarfa (Ketum PPP) untuk membicarakan masalah ini,” cetusnya.
Nampaknya bukan hanya PPP, Kiai Asep juga merasa gelagat politik yang sama ditunjukkan PKB. Meskipun bobot masalah dan kebenarannya tidak seserius PPP.
“PKB saya merasa agak dipermainkan. Tapi secara perlahan saya akan memperbaiki komunikasi untuk mengubah keadaan ini. Karena ini masih proses (keputusan rekom), mudah-mudahan untuk Ikbar,” ucapnya.
Di luar PPP dan PKB, Kiai Asep tetap tegas menyatakan beberapa parpol lain sudah menetapkan dukungan ke Ikbar. Termasuk rekom Partai NasDem (3 kursi) dan Hanura (2) yang dipastikan Kiai Asep sudah ada di tangannya.
“Gerindra juga hampir pasti, kemarin Sekretaris Partai (DPD Jatim) dan wakil ketuanya datang ke sini. Selain itu, ada PKS dan Demokrat,” ujarnya.
Dukungan dari tiga partai itu saja, sudah lebih dari cukup untuk mengantarkan Ikbar sebagai pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Mojokerto 2021-2026, yakni yakni 12 kursi. Kalau ditambah dua partai sebelumnya totalnya menjadi 17 kursi.
Namun Kiai Asep ngotot rekom PPP harus jatuh ke Ikbar. Karena pihaknya sudah terlanjur bersikeras menempuh proses perebutan rekom dan mengungkapkan klaim ke sebelumnya.
“Sebagai catatan penting ya, semua itu tidak pakai mahar,” ungkapnya.
Sebetulnya, kata Kiai Asep, enam parpol yang mendekat menyatakan memberikan rekom tanpa mahar dengan syarat Barra harus jadi nomor satu (Cabup). Namun syarat itu ditolak tegas oleh Kiai Asep dan tetap memaksakan komposisi duet Ikbar tanpa mahar.
Pasalnya, sejak awal kesepakatannya dengan pihak Ikfina adalah Muhammad Al Barra duduk di posisi cawabup. Kiai Asep tidak mau melanggar komitmen tersebut.
“Itu tidak baik. Karena awalnya anak saya menjadi nomor 2. Dan saya tidak mengejar nomor 1 atau nomor 2, yang penting bisa menjalankan kewajiban sebagai pemimpin tanpa gangguan transaksi politik atau sponsor,” tegasnya.
Putra KH Abdul Chalim ini pun kembali menjamin tidak adanya sponsor atau cukong untuk menyokong dana pemenangan Ikbar. Secara pribadi, ia siap menggelontorkan dana berapapun untuk memenangkan Ikbar. (Baca: Kata Kiai Asep, Dana Pemenangan Ikbar Tak Terbatas dan Tanpa Cukong).
“Tidak ada sponsor. Saya sendiri siap habis-habisan untuk membantu dana kampanye Ikbar, berapapun tanpa minta pengembalian atau imbalan,” imbuh Kiai Asep. (im)