Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UNESA, Bambang Sigit Widodo menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Kepala Desa Ngabar Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Senin (18/5/2020).

IM.com – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Crisis Center (UCC) memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19 di empat desa di Kabupaten Mojokerto, Senin (18/5/2020). Bantuan tersebut berupa sembako, hand sanitizer, masker,  alat pelindung diri (APD), obat-obatan, jamu prouksi sendiri hingga layanan konsultasi psikologis gratis.

Empat titik yang menjadi sasaran pemberian bantuan dari UCC yakni Desa Cendoro Kecamatan Dawarblandong; Desa Ngabar, Kecamatan Jetis; Desa Jatipasar dan Bejijong Kecamatan Trowulan.

Ada 220 jumlah paket sembako yang disalurkan kepada masyarakat di empat desa tersebut masing-masing berisi beras 5 kg, minyak 2 liter, gula 1 kg, sarden 1 kaleng, teh 1 pax, kecap 2 bungkus, mie instran 5 bungkus dan susu kaleng 1 buah. Setiap desa memperoleh 50 paket. Serta 20 paket lain dibagikan tim pengabdian masyarakat UNESA langsung kepada masyarakat yang sudah terdata sebelumnya.

“Iya benar, kami membagikan 200 paket sembako kepada masyarakat di 4 desa di Kabupaten Mojokerto. Bantun kami serahkan kepada kepala desa masing-masing,” kata Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UNESA, Bambang Sigit Widodo.

Bambang menjelaskan, nanti kepala desa beserta perangkatnya sendiri yang akan membagikan bantuan tersebut kepada masyarakat setempat.

Ia menambahkan, pihaknya sudah menetapkan  kriteria warga yang akan menerima paket bantuan tersebut. Mereka yakni warga yang mengalami dampak langsung penyebaran covid-19. Antara lain pekerja yang terkena PHK atau juga pekerja informal lain yang kehilangan pekerjaan maupun penghasilan akibat wabah coronavirus.

“Dan yang paling penting lagi mereka belum mendapatkan bantuan dari pihak mana pun termasuk dari bantuan sosial pemerintah. Karena kami ingin bantuan bisa tepat sasaran dan tidak overlapping dengan bantuan lain,” tuturnya.

Pihaknya berharap jangan sampai ada warga yang belum masuk data penerima atau mendapatkan bansos pemerintah juga tidak kebagian bantuan dari perguruan tinggi maupun pihak lain yang peduli.

“Jangan sampai juga mereka sudah mendapatkan bantuan terus dapat lagi padahal masih ada masyarakat lain yang terdampak Covid-19 justru belum mendapatkan bantuan dari pihak manapun,” tandas Bambang.

Menurut Bambang, bantuan dari UCC ini merupakan kegiatan UNESA dalam menjalankan fungsi penting dalam Tridarma Perguruan Tinggi. Ia menegaskan, peran dan sumbangsih perguruan tinggi dalam situasi pandemi virus corona sekarang ini sangat dibuthkan masyarakat.

“Terutama bagi mereka yang terdampak langsung pandemi covid-19,” ujarnya.

Bambang berharap bantuan tersebut, setidaknya dapat bermanfaat dan meringankan warga terdampak virus corona di empat desa. Meskipun jumlahnya tidak banyak. Ia pun mengajak perguruan tinggi lain untuk ambil bagian dan berperan aktif menjalankan fungsi pengabdiannya kepada masyarakat melalui bantuan langsung.

“Bantuan kami memang tidak bisa mengatasi semua permasalahan masyarakat yang terdampak covid-19 ini. Kami ingin ikut berbagi, meskipun hanya sedikit. Kami kampus lain bisa mengikuti dan mau mengalokasikan anggaran mereka dari program pengabdian kepada masyarakat,” demikian Bambang.

Sementara perangkat desa mewakili masyarakat yang menerima bantuan mengapresiasi kepedulian UCC melalui bantuan yang sangat bermanfaat bagi warga dalam kondisi darurat wabah Covid-19.

“Bantuan ini benar-benar sangat bermanfaat, karena kondisi masyarakat di sini yang kebetulan banyak yang bekerja di sektor industri, saat ini kurang lebih ada 147 warga kami yang terkena korban PHK. Ahamdulillah, adanya bantuan ini minimal dapat meringankan beban mereka,” ungkap salah seorang perangkat Desa Ngabar, Kecamatan Jetis, Mojokerto.

Ungkapan senada disampaikan perangkat Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan. Ia mengakui,  sejak merebaknya virus corona, pendapatan asli desa dari wisata di Bejijong turun drastis. Desa Bejijong.

“Sejak adanya virus, desa kami semakin sepi pengunjung. Dampaknya bagi pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor informal,” ungkapnya.

Diketahui, Desa Bejijong merupakan bagian dari pusat Kerajaan Majapahit di abad 14. Ada tiga tempat wisata yang mempamerkan situs-situs peninggalan Majapahit di desa tersebut. Yakni Candi Brahu, Candi Gentong, dan Makam Siti Inggil, makam sang raja Majapahit yaitu Raden Wijaya.

Ada pula Maha Vihara Majapahit dengan patung Budha Tidur raksasa yang menjadi daya tarik banyak wisatawan. Namun akibat coronavirus, tempat-tempat wisata tersebut semakin sepi. (im)

112

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini