IM.com – Sosialisasi Pemantapan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Mojokerto diselenggarakan Bakesbangpol Kota Mojokerto di Gedung Pertemuan Kecamatan Magersari Jalan Empu Nala Kota Mojokerto,Rabu (24/05/2017).
Ada 65 orang hadir terdiri Toga, Tomas dan Toda se Kota. Termasuk diantaranya Kepala Bakesbangpol Kota Mojokerto H. Anang Fahrurroji,S.Sos. M.Si.Kasdim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos.selaku pemateri,Kabid Hanbang dan Wasnas Bakesbangpol Kota Mojokerto Drs. Moch. Andi Subono, Ketua FKDM Kota Mojokerto H. Fathoni.
Kepala Bakesbangpol Kota Mojokerto, H. Anang Fahrurroji,S.Sos.M.Si menyampaikan,terbentuknya FKDM di semua tingkatan maka target FKDM terbangun kewaspadaan dini masyarakat dalam mendeteksi dan mengantisipasi potensi ancaman di wilayah.
Selain itu kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan kebangsaan, persatuan dan kesatuan sehingga terjadinya konflik dimasyarakat dapat dihindari.
Seperti konflik berlatar belakang agama atau bernuansa Sara, Radikalisme, Degradasi moral generasi muda akibat pengaruh miras dan narkoba serta konflik terkait Pilkada.
Potensi ancaman ini dapat mengganggu kamtibmas di Kota Mojokerto, untuk itu diharapkan kepada FKDM Kota Mojokerto dan peserta sosialisasi, dapat mengidentifikasi deteksi dini permasalahan yang ada pada masyarakat dengan cara temu cepat dan lapor cepat kepada instansi yang berwenang.
Sementara itu, Kasdim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos, dalam materinya bertajuk “Mendeteksi Berbagai Kerawanan Pada Masyarakat Dengan Cara Lapor Cepat Temu Cepat”, Mengupas tentang situasi dan kondisi terkini Kota Mojokerto, namun sebelum melanjutkan materinya, Kasdim mengajak para audiens untuk kilas balik tentang sejarah nusantara dri Masa Majapahit – Sriwijaya, kemudian massa perang kedaerahan.
Terbentuknya Boedi Oetomo 1908 yang dimaknai sebagai momentum kebangkitan, kemudian tercetusnya Sumpah Pemuda sebagai wujud energi sosial adanya semangat persatuan, senasib sebagai bangsa yang satu yakni Bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang menandai lahirnya NKRI pasca perang kemerdekaan, merupakan jembatan emas yang harus diisi oleh semua warga negara sesuai profesi, potensi dan kapasitasnya demi mewujudkan tujuan nasional yang dicita-citakan.
Disadari atau tidak, perjalanan bangsa ini tidaklah mulus karena banyak berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang harus dilalui, termasuk kelompok-kelompok yang berseberangan dengan Pancasila yang terus merongrong keutuhan NKRI. Bahkan memasuki era milenium-pun, Bangsa Indonesia masih direpotkan dengan berbagai potensi ancaman yang dilakukan melalui perang proxy (proxy war).
Stabilitas politik dan keamanan termasuk ketahanan nasional didalamnya sebagai salah satu prasyarat keberlangsungan pembangunan di Negeri ini tetap harus terpelihara.Untuk mewujudkan itu semua, maka sekecil apapun potensi ancaman harus diminimalisir bahkan dieleminir, tentunya dengan melibatkan peran serta dan dukungan semua komponen bangsa.
Melalui lapor cepat dan temu cepat, sebagai salah satu sarana untuk mendeteksi secara dini segala bentuk kerawanan dan ancaman yang ada pada masyarakat.Namun itu semua harus dibekali dengan kemampuan cegah dini terhadap setiap peristiwa atau kejadian yang harus ditindaklanjuti oleh laporan kepada pihak yang berkompeten.
Diakhir materinya, Kasdim mengajak untuk meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan guna menangkal adanya pihak-pihak yang ingin mengganggu instabilitas di wilayah, Waspadai dan jangan mudah terprovokasi (termasuk proxy war), pelihara dan pertahankan harmoni dalam keragaman,tumbuhkan semangat bela negara dan perkuat wawasan kebangsaan, tentunya semua itu harus didukung peran serta segenap komponen masyarakat yang ada untuk mewujudkan kondusifitas wilayah. (dim/uyo)