IM.com – Petugas gabungan Satpol PP, TNI/Polri menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang membanjiri di Kota Mojokerto, Jumat (27/11/2020). Lapak yang bediri di trotoar dan bahu jalan dibongkar paksa oleh petugas.
Ada enam lokasi yang menjadi sasaran penertiban petugas. Antara lain di Jalan Niaga, Jalan karyawan, Karyawan Baru, Res Pamuji, PB Sudirman dan Surodinawan.
“Di jalan Niaga dan Karyawan itu sudah direlokasi di sejumlah pasar, namun masih ada saja yang bandel. Kita juga sudah memasang bener berukuran besar kalau pedagang disitu sudah dipindahkan sehingga masyarakat dengan muda mengetahui,” kata Kepala Satpol PP Kota Mojokerto, Hariana Dodik Murtono.
Menurut Dodik, beberapa ruas jalan makin ramai dibanjiri pedagang PKL yang membuka lapaknya. Hal itu, tandasnya, mengganggu fasilitas umum.
“Pejalan kaki tidak bisa menggunakan trotoar karena dipakai berjualan. Kadang, apabila ada warga masyarakat yang ingin belanja saja sampai bingung menempatkan parkir kendaraannya,” ujarnya.
Menggunakan pengeras suara, petugas memberikan imbauan kepada para PKL agar membongkar lapaknya sebelum dilakukan pembongkaran paksa. Satpol PP juga memasang banner imbauan tetang larangan pedagang kaki lima sesuai Perda No. 13 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum.
“Kita hanya minta agar mereka (pedagang) tidak berjualan di trotoar dan bahu jalan karena memang Kota Kojokerto inikan sempit. Kadang, apabila ada warga masyarakat yang ingin belanja saja sampai bingung menempatkan parkirnya,” paparnya.
Namun Dodik menyatakan, para pedagang tidak diusir begitu saja. Pemkot, lanjutnya, telah menyiapkan lokasi di Jalan Niaga dan Karyawan yang difungsikan sebagai sentra PKL untuk berjualan.
“Petugas tidak melarang PKL berjualan, tetapi jangan mengganggu pengguna jalan dan fasilitas umum,” tandasnya.
Usai membubarkan para PKL, petugas masih bertahan di lokasi penertiban untuk mengantisipasi jika ada pedagang yang membandel tetap membuka lapaknya di area tersebut. Dodik juga akan menerjunkan petugas yang akan melakukan patrol rutin di titik-titik yang kerap menjadi sasaran PKL.
“Itu untuk memastikan mereka tidak berjualan lagi di situ,” cetusnya. (im)