IM.com – Batalyon Zoni Tempur (Yonzipur) 10 Jaladri Palaka Kostrad menggelar latihan kendaraan tempur baru di Sungai Ngotok atau anak Sungai Brantas, Kota Mojokerto, Sabtu (20/11/2021). Pasukan TNI AD menjajal alutsista berupa jembatan penyeberangan M3I Amphibious Phontoon.
Amphibious Phonton buatan Excalibur International, perusahaan asal Ceko ini, telah mendapat lisensi dari General Dynamics European Land Combat Systems. Persenjataan ini digunakan sebagai salah satu alat penyeberangan kendaraan tempur dan pasukan dalam peperangan.
“M3I Amphibious Phontoon adalah alutsista penyeberangan mekanik yang dapat bermanuver baik di darat maupun di air dengan kecepatan 80 km/jam saat di darat dan 14 km/jam di air sebagai kapal ferry,” kata Kasdivif 2 Kostrad Brigadir Jenderal TNI Tjaturputra Gunadi Genah saat meninjau pasukannya latihan alutsista baru di Sungai Ngotok, Kota Mojokerto, Sabtu (20/11/2021).
Sebanyak 8 unit kendaraan Amphibious Phonton yang digunakan dalam latihan ini. Ketika disambungkan, kendaraan tempur itu akan menjadi jembatan sepanjang 100 meter.
“Di dalam satuan tempur setiap prajurit harus mahir dalam melayani dan mengerahkan alat, serta perlengkapan lainnya,” ujar Brigjen TNI Tjaturputra didampingi Asisten Operasi Kasdivif 2 Kostrad Kolonel Inf Daniel Lumbanraja.
Tjaturputra merasa bangga karena Satuan Jajajan Divif 2 Kostrad kususnya Yonzipur 10/JP/2 Kostrad memiliki alutsista modern berbobot berat. M3I Amphibious Phontoon untuk menjawab kebutuhan kendaraan pendukung yang kokoh, cepat digelar dan juga memiliki kemampuan amfibi.
“Kemampuan teknik dan taktik yang dilatihkan selalu dipelihara dan ditingkatkan sesuai dengan tantangan tugas yang terus berkembang,” paparnya.
Kasdivif 2 Kostrad menjelaskan, latihan ini bertujuan agar para prajurit siap dan dapat mengaplikasikan Alat M3I Amphibious Phontoon pada saat pelaksanaan di medan yang sebenarnya. Sungai Ngotok, Kota Mojokerto dipilih sebagai tempat latihan karena pertimbangan khusus, yakni memasuki tahap latihan taktis dengan arus.
“Ini (Sungai Ngotok) arusnya relatif masih memungkin buat latihan. Termasuk kedalaman, kelebaran dan kareteristik sungai. Para prajurit Yonzipur 10/JP/2 Kostrad harus siap untuk melaksanakan tugas-tugas yang tidak ringan dan semakin kompleks,” tandasnya.
Brigjen TNI Tjaturputra menambahkan, Amphibious Phonton rencananya tidak hanya digunakan untuk kegiatan operasi. Ke depan, imbuhnya, akan dimanfaatkan dalam upaya penanggulangan bencana.
“Ada proyeksi kesana (penanggulangan bencana), karena apabila ada jembatan putus kita tidak membutuhkan waktu lama, dalam waktu tidak sampai satu jam. Kemarin kita uji coba 57 menit sudah terangkai, bisa membantu masyarakat jika ada dampak bencana di masyarakat,” jelasnya. (im)